Tentang sebuah kota kecil dimana aku lahir, menghabiskan masa kanak-kanak dan menginjak masa remaja………Masih lekat dalam bayanganku…kota kecil itu dikelilingi bukit….kumpulan rumah yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh hamparan sawah yang luas….pusat keramaian cuma berupa sekumpulan toko-toko kecil yang menjual keperluan hidup seadanya…jauh dari kemewahan…tapi mungkin itu juga yang membuat kehidupan disana terasa damai….
Tidak ada yang salah dengan kota kecil itu, semula bagiku kehidupan disana terasa wajar. Aku menikmati perjalanan ke sekolah dengan jalan kaki..toh semua teman-temanku juga melakukannya..tidak ada angkutan umum, cuma ada 'bendi' yang sesekali kami tumpangi kalau perjalanan yang ditempuh cukup jauh. Aku juga tidak pernah punya keinginan memiliki baju-baju dan sepatu-sepatu yang seringkali aku lihat di iklan majalah…di kota itu tidak ada yang menjual baju dan sepatu semacam itu. Aku juga tidak terlalu sedih tidak bisa memiliki buku-buku menarik yang sebenarnya sangat ingin aku baca…toko buku di kota itu hanya menjual buku-buku pelajaran sekolah yang laku dijual saja dan mungkin beberapa majalah yang memang diminati. Tidak ada hiburan lain sepulang sekolah selain bermain di alam yang belum tersentuh fasilitas wisata apapun, tapi itu buatku mengasyikkan…beberapa kali aku diam-diam kabur dari rumah hanya untuk pergi mendaki gunung ataupun hanya sekedar berkemah dengan teman-temanku…...hanya seperti itu bentuk kebandelan yang bisa dilakukan anak-anak seusiaku di kota itu....dulu....
Ayah dan Ibu sesekali mengajakku ke sebuah kota yang lebih besar, yang harus ditempuh dalam waktu sekitar 7 sampai 11 jam perjalanan darat. Seringkali aku tidak suka pergi, karena perjalanannya terlalu melelahkan, aku selalu merasa pusing dan mabuk perjalanan bila harus melewati jalan kecil berkelok-kelok yang membelah bukit dan jurang. Aku selalu mendambakan pulang…..ke kota itu…karena bagiku disitulah tempat satu-satunya dimana aku bisa merasa aman dan nyaman.
Sulit menemukan anak muda yang berumur sekitar 18 sampai 25 tahun di kota itu, selepas lulus SMA bisa dibilang anak-anak sudah tidak bisa tinggal di kota itu lagi, mereka harus pergi ke kota yang lebih besar untuk kuliah…..memang belum ada perguruan tinggi yang bisa memfasilitasi kebutuhan mereka yang haus akan ilmu. Mungkin tradisi…ataupun gengsi para orang tua disana….aku juga tidak tahu. Lalu setelah masa menuntut ilmu berakhir, sebagian besar dari mereka akan pulang kembali…..lalu bekerja sebagai PNS, di kotaku orang akan dianggap tidak punya pekerjaan apabila tidak menjadi PNS ( suatu pandangan yang aneh…??? entahlah…tapi itu sudah berlangsung dari dulu sampai sekarang…..orang tua akan rela menjual tanah dan sawah ladangnya hanya demi agar anaknya bisa menjadi PNS ). Lalu mereka akan menikah dengan sesama suku atau dengan yang masih ada hubungan kerabat. Menikah dengan orang dari suku lain masih janggal dalam keluargaku, dulu….aku tidak pernah berani bertanya apa Ayah dan Ibu mengizinkan aku menikah dengan orang dari suku lain….
Yang jelas karena tradisi itu pula aku harus pergi…ke sebuah pulau lain yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan aku injak. Semula semua terasa berat…Ayah dan Ibu, serta semua kenangan kanak-kanak dan masa remajaku membuatku selalu ingin kembali. Seiring perjalanan waktu aku mulai terbiasa dengan kehidupan yang lain yang tak pernah ada di kota kecil itu. Terbiasa membaca buku-buku yang tadinya hanya bisa aku lihat sebatas iklan di majalah, tidak terbiasa lagi jalan kaki…..toh ada angkutan umum yang bisa aku tumpangi kemana-mana, terbiasa jalan-jalan di pusat perbelanjaan, juga terbiasa dengan tutur kata halus dan sopan dari orang-orang dimana aku tinggal. Waktu mengubahku….
But nothing last forever…..kehidupan di tempat baru itu juga harus berakhir seiring dengan berakhirnya masa aku menuntut ilmu. Aku harus kembali..karena Ayah dan Ibu ingin aku kembali..hidup bersama-sama lagi di kota kecil itu. Tapi kota kecil itu buatku sudah tidak terasa sama lagi dengan yang aku rasakan dulu, aku mulai mempermasalahkan berita di surat kabar hari ini yang baru bisa aku baca besok hari, aku bosan dengan jajanan yang cuma ada martabak dan sate, aku juga mulai tidak suka memakai baju yang baru aku beli ternyata kembar dengan yang dipakai oleh banyak orang yang aku temui, aku juga mulai bermasalah dengan tutur kata orang-orang di sekelilingku ( yang aku rasa aksennya sedikit kasar…??? ), hal-hal sepele tapi membuatku menjadi semakin tidak nyaman untuk tinggal.....
Yang aku tahu dan aku sadari, aku merasa ketakutan harus menghabiskan sisa hidupku terkurung di kota itu…ketakutan luar biasa yang membuat aku memutuskan pergi meninggalkan kota itu……..Mungkin suatu hari akan ada kerinduan lagi ingin kembali……..??? Entahlah…..aku tidak bisa menjawabnya sekarang…..
posted by Nelya
No comments:
Post a Comment