24 December 2011

Surat Cinta

Demi tercapainya tujuan group ini, setiap anggota harus mengorbankan sedikit rahasia masa lalu mereka...hmmmmmm

SURAT CINTA…demikian awal cerita ini.

Setelah berhijrah ke SMANSA, banyak konsep-konsep surat cinta yang kutulis dan aku simpan rapi di laci meja. Aku konsentrasi dengan pengalaman ini karenanya tanpa kusadari hidupku berantakan dan dapat aku buktikan kepada kalian dengan menggambarkan kondisi kamarku saat itu.......
“ Sobekan kertas berserakan diatas lantai. Tiga celana dalam kotor berdebu dibiarkan begitu saja dibawah tempat tidur. Photo kenangan dalam pigura kayu berdiri kaku diatas meja belajar disamping radio kecil yang mengalunkan lagu cinta yang itu-itu saja (Buku ini aku pinjam/ Iwan Fals). Dibalik pintu kamar menggelantung seragam sekolah, namun disaku pakaian terselip kertas kecil, tidak lain konsep surat cinta yang baru saja kutulis di sekolah tadi siang. Namun yang lebih menarik lagi, didepan tembok, diatas meja menempel miring sebuah lukisan wanita , tentunya ia adalah perempuan yang menjadi perhatian saat itu. Sering didepan lukisan itu aku bicara sendiri..”..Kamu harus jujur…selain Ibumu, bahwa aku adalah yang terbaik di daratan ini …”

Nah…sekarang kalian sudah tau bagaimana keadaanku…?? Aku berhasil membuat konsep surat cinta begitu banyak, dan aku yakin Tuhan akan mencintaiku karena tidak ada seorang di jagad ini yang memiliki cita rasa lebih dari itu..Karena kedahsyatan cinta pula setiap akhir tahun aku harus menerima raport dengan angka tidak lebih dari enam (mohon maaf kepada kedua Ibu Bapak-ku)

Setelah bertumpuk-tumpuk surat cinta, namun tiba saatnya aku mulai kebingungan..aku berbisik dalam hati “ Ya,Tuhan…akan aku kemanakan surat cinta sebanyak ini? Engkau maha tahu, dari setumpuk surat cinta yang ada setidaknya merupakan rahmat bagi alam semesta. Namun izinkan aku ya..Allah agar surat cinta ini aku hadiahkan untuk wanita yang ada di lukisan itu, bolehkah?”

Namun Tuhan berkarakter lain, dalam hatiku Tuhan menjawab, “…Kamu lucu…!!!”
Aku balik berpikir, jika konsep surat cinta ini aku berikan kepada perempuan yang ada dalam lukisan itu, tumbuhan dan hewan akan mati, juga wanita itu akan mati sebelum menyelasaikan bacaan surat ini. Kalian dengan sendirinya akan mengalami ketua-an yang sangat didepan surat-surat yang bermil-mil panjangnya.

Kesadaran ini mengajari aku agar tidak bersikap berlebihan dan teoritis..namun lebih mengutamakan menceburkan diri dalam lautan kehampaan niscaya kenyataan akan lebih mudah dibedakan antara dimana aku dan cinta dibaringkan.

Baiklah..jika tumpukan surat cinta itu mustahil akan aku berikan kepada seseorang, tapi kali ini aku akan mengakhiri semua surat-surat tersebut dengan cukup kurang satu halaman, tapi pada intinya, “….Kamu mesti jujur, apakah kamu mencntaiku dan menyayangi kehidupanku kelak…?” kedengaran begitu naïf.
Kepada wanita dalam lukisan itu akhirnya aku kirimi ia surat cinta yang teramat jujur demi kejujurannya.

Dua minggu kemudian aku menanti jawabnya..
setengah tergagap ia mengatakan, “ Aku ingin berkata jujur kepadamu, kamu terlalu percaya diri sehingga aku tidak sanggup mempercayaimu lebih dari kamu mempercayai dirimu sendiri. Maafkan aku…mungkin belum waktunya kita bersama..”

“Akhhh..!!! luar biasa” aku tersentak, rasanya aku terpelanting begitu jauh diluar rasionalitasku…
“Aku tidak meduga kamu begitu jujur”
”Terimakasih atas kehalusan sapamu …” jiwa ku terguncang..
”Ini sakit..” jawabku setengah lantang. Gairah ini berhenti mendadak kemudian berganti requiem untuk sepotong hati.

Saudaraku sekalian, sekarang kalian harus tau kejujuran hanya akan menyelamatkan sedikit jiwa di bumi ini..dan sekarang orang-orang mesti merubah diri menjadi pembohong untuk diselamatkan. Dan jika tidak, kiamat akan segera dipercepat dari jadwal yang sesungguhnya.

Dus…semenjak peristiwa itu aku trauma dengan orang-orang yang jujur..aku menjauhkan kejujuran dari sekelilingku. Aku berharap akan datang pembohong yang akan menceritakan elemen-elemen kesejatian baru. Dan mereka akan memberi ketenangan dan keniscayaan hidup serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Rasanya tidak berlebihan, “Berbohong untuk kebahagiaan jauh lebih baik dari pada menyakiti manusia demi kejujuran”

Dan wanita dalam lukisan itu sekarang juga telah menjadi pembohong demi memperpanjang usia keluarga mereka.


posted by M. Aman

No comments:

Post a Comment