Setelah edisi pertama saya tentang cinta di lempar ke pasaran menuai banyak protes karena dianggap tidak sesuai dengan sejarah, kali ini saya akan merelease My Untold Love Story Part II yang mudah-mudahan bisa menghibur anggota group yang sepertinya sedang mengalami krisis kurang hiburan...Bagaimana saya tidak beranggapan para anggota group kurang hiburan......masa saya harus tercebur masuak banda* dulu baru rating cerita saya bisa melesat tinggi....? Benar-benar karir yang memalukan dalam sejarah saya selama menjadi pendongeng.
Kisah edisi kedua ini based on true story.....dipercaya atau tidak kali ini oleh anggota group itu terserah penilaian kalian, toh saya hanya bertugas sebagai pencerita dan telah berusaha untuk berkata jujur pada kalian. Tema kisah saya kali ini saya pinjam dari istilah salah satu anggota, yaitu mengenai Rinso (Rindu Sorang**) yang menurut saya sangat menjiwai kisah yang akan saya ceritakan ini. Seperti juga orang kebanyakan, saya juga manusia...yang tentu saja bisa terkena sindrom Rinso. Saya tidak akan menyebut kejadian ini CLBK (Cerita Lama Belum Kelar) karena konteks kata-kata CLBK itu sudah tidak tepat lagi digunakan untuk kondisi saya sekarang terutama karena kisah itu sudah lama kelar dan saya tidak bermaksud memperpanjang kisah itu pada masa sekarang. Lalu kenapa saya ceritakan lagi disini, tak lain dan tak bukan hanya untuk menghibur kalian semata, selain itu mungkin saya baru menemukan keberanian bercerita pada orang lain tentang ini setelah sekian lama tak ada seorangpun yang saya kasih tahu (hebat kan nyali saya...cerita ini akan dibaca khalayak ramai termasuk juga si tokoh yang akan saya ceritakan lho...hehe)
Once upon the time.....kenal lah saya dengan seorang pemuda ketika kelas 2 SMP saya pindah ke sekolah baru. Selama sama-sama duduk di bangku SMP, pemuda ini tidak begitu saya kenal dan juga mungkin dia tidak mengenal saya. Kalaupun dia tidak mengenal saya ini sangat bisa dimaklumi karena sebagai anak baru saya tidak terlalu mencolok sehingga bisa membuat orang-orang memperhatikan saya, saya tidak punya penampilan dan wajah yang menarik juga tidak bisa luwes bergaul seperti teman-teman lainnya. Hiks...hiks...intinya sedang mengalami krisis percaya diri yang cukup parah...karena merasa tidak gaul dan merasa tidak dianggap.
Saya tidak akan berlama-lama bercerita tentang masa SMP karena inti ceritanya tidak terletak pada masa ini. Saya ceritakan masa SMP ini hanya sekedar pembukaan cerita bahwa di masa ini lah saya mengenalnya.
Selepas SMP saya melanjutkan ke SMA, karena waktu itu masuk SMAnya sistem rayon jadi bisa dibilang hampir sebagian besar teman-teman saya adalah teman-teman dari SMP itu juga. Saya kurang tau pasti ini berawal dari mana dan kenapa.....tapi tiba-tiba pemuda yang dulunya waktu di SMP itu tidak pernah sama sekali menjadi perhatian saya, sekarang malah sering menari-nari dalam pikiran saya. Bukan karena pemuda ini seorang penari....sama sekali bukan, tapi justru karena saya sangat suka pada tatapan mata dan senyumannya. Huaaaaa....betapa noraknya saya kala itu ya.....?
Setelah di SMA pemuda itu memang jadi mengenal saya, tapi saya tau pasti bagi pemuda itu hanya sebatas kenal saja.....untuk tertarik sama saya? Hmmm... jangan pernah berharap, karena saya sangat tahu sekali si pemuda ini adalah pejuang sejati yang gigih mengejar gadis idamannya. Walaupun ini pertama kalinya saya suka duluan sama lawan jenis ( sttt...sampai sekarang masih jadi satu-satunya cowok yang kasusnya saya suka duluan hehe... ) saya tidak berniat dan tidak punya keberanian untuk menunjukkan kalau saya suka padanya....apalagi bila mengingat gadis idaman pemuda itu punya wajah cantik dan menarik....waduh nyali saya langsung ciut....hanya sekedar membayangkan diri saya menyaingi gadis idamannya pun saya tidak berani.
Jadi.....saya memutuskan mengidolakan pemuda itu cukup dalam hati saja, karena waktu itu saya belum memiliki keberanian ekstra untuk mempermalukan diri sendiri seperti sekarang ini...haha...
Dalam kurun waktu mengidolakan itu saya menentukan batas-batasan versi saya sendiri agar semua teman dan terutama si pemuda tidak pernah mencium gelagat apa-apa tentang isi hati saya terhadap si pemuda. Tapi lama kelamaan saya merasa saya mulai lepas kendali dengan mulai menyebrangi garis batas yang sudah saya buat sendiri itu. Saya mulai suka curi-curi pandang saat pemuda itu lengah....hihihi....malu-maluin ya saya? Dan kondisi itu terus berlanjut sampai saya naik ke kelas 2 SMA.....waduh gawat!!!
Ketika keadaan mulai genting bagi kestabilan nama baik saya itulah muncul pemuda kedua yang sama sekali tidak pernah saya kenal sebelumnya. Pemuda kedua ini cukup aneh menurut saya, karena tidak ada panas tidak ada hujan pertama kali datang ke rumah saya langsung menyatakan suka. Haaaa....? Bagaimana mungkin saya bisa tahu saya suka atau tidak dengan orang yang sebelumnya saya belum pernah kenal? Karena mungkin saya orang yang aneh juga ya jadilah waktu itu saya menjawab iya...haha...
Saya tidak akan bercerita banyak tentang pemuda kedua ini, karena sepertinya teman-teman lebih mengingat kisah kami berdua dibandingkan saya sendiri hahaha...(so sweet banget kalian teman-teman, ternyata kalian lebih perhatian terhadap kami lebih dari yang saya bayangkan).
Jadi begitulah teman-teman, masa SMA berakhir, hubungan saya dengan pemuda kedua terombang-ambing tanpa kejelasan karena kami tidak tinggal satu kota lagi. Lalu lambat laun tapi pasti akhirnya berakhir juga. Setelah hubungan itu kandas, akhirnya saya menemukan 'true love' dengan pemuda lain yang tidak usah saya ceritakan ya...karena tokohnya bukan dari kalangan kita sendiri.
Karena jarak sepertinya dari dulu tidak pernah mau bersahabat dengan saya, 'true love' saya pun akhirnya harus rela saya lepaskan juga. Waktu sempat terpaksa tinggal di kampung halaman dulu itulah bisa bertemu lagi dengan pemuda yang saya ceritakan di bagian pertama tadi. Dia akhirnya memang jadi salah satu sahabat saya, bertemu dengannya pun setelah sekian lama waktu berlalu sudah tidak menyisakan rasa apa-apa lagi bagi saya saat melihat tatapan mata dan senyumannya. Saat pertemuan itu saya dalam usia panik (hehe...maklum selalu ditanyain orang kapan nikah?) jadi sempat terlontar sebuah guyonan padanya...."Pemuda, kalau 10 tahun dari hari ini kita sama-sama belum merit, kita merit berdua aja yuuuk. Tapi dalam 10 tahun itu kita harus berusaha mencari pasangan masing-masing dulu, kalau salah satu dari kita menemukan pasangannya terlebih dahulu sebelum 10 tahun otomatis perjanjiannya batal" Saya konyol banget ya teman-teman......Tapi si pemuda menjawab iya lho waktu itu...hahahaha...Tapi saya yakin dia tidak serius menjawab dan tidak akan pernah ingat guyonan konyol saya akan hal itu.
Jadi begitulah cerita saya, sebelum 10 tahun dari hari itu akhirnya saya menemukan belahan jiwa saya yang akhirnya menjadi suami saya.
Sekali lagi ini hanyalah sekelumit kisah mengenai cinta yang pernah saya alami, mudah-mudahan bisa menghibur bagi kalian semua ya.....
Foot note :
* masuak banda adalah Bahasa Minang Kabau yang berarti masuk parit/got, istilah ini kami gunakan dalam konteks bercanda yang menggambarkan kondisi seseorang teman yang sudah mati kutu tidak bisa membalas guyonan dari teman lainnya.
**rindu sorang adalah Bahasa Minang Kabau yang artinya rindu seorang diri
posted by Nelya
hmmm...beruntung nya dirimu bang...walau tiada sempat terucapkan tapi sekarang terungkap kan...
ReplyDelete