Pernah suatu ketika seorang teman heran pada kebiasaanku dalam mengingat hal yang remeh-temeh. Salah satunya tentang ingatanku tahun berapa sebuah lagu di populerkan. Waktu itu aku bisa menyebutkan dengan yakin pada temanku itu kalau Album DEWA ‘ Bintang Lima’ populer di pertengahan tahun 2000, lagu Terbang dari The Fly juga populer di tahun 2000, lagu Kasih Tak Sampai di populerkan Padi tahun 2001, lagu Janjiku dari GIGI populer tahun 1995, dan seterusnya. Temanku waktu itu berkomentar, “Iseng banget sih mengingat hal-hal ga penting kayak gitu”. Sebenarnya bukan karena iseng aku mengingat hal-hal yang menurut temanku tidak penting itu, tapi jadi ingat karena ada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hidupku yang secara tak langsung terjadi pada rentang waktu bersamaan dengan lagu-lagu tersebut.
Lagu-lagu yang kuanggap punya arti khusus dalam kehidupanku itu rajin aku cari lagi di internet, aku dengarkan lagi saat kangen masa lalu. Tapi ada sebuah lagu yang karena di masa lalu tidak terlalu hits, sejak lama aku cari tapi belum aku temukan juga. Lagu ini sering aku dengarkan di putar di radio favoriteku belasan tahun yang lalu, kala aku masih sangat muda… waktu duduk di bangku SMA. Aku ingat lagu ini paling sering diputar kalau yang lagi siaran seorang penyiar bersuara sejuk…yang belakangan hari aku tahu bernama asli ‘Mr.D’.
Tanpa bermaksud sengaja mencari lagi iseng masih aku ketik Perpisahan by Kaisar di stafa band, link tempat aku sering download lagu gratis. What a surprise……akhirnya lagu itu ada di link tersebut dan lihat di status halamannya aku adalah pengunjung kedua di halaman lagu itu. Lagunya langsung aku download dan tak sabar ingin dengarkan lagi. Sebenarnya ini hanya lagu biasa, musiknya juga biasa seperti lazimnya trend musik pada waktu itu….awal tahun 90-an. Dulu juga mungkin liriknya yang aku suka, mewakili perasaan haru biruku saat harus melepas keakraban yang baru terjalin dengan para sahabatku waktu SMA. Agar kalian memahami perasaanku tentang lagu ini, aku tuliskan saja liriknya ya…..
Hari itu siang berubah malam semua membisu
Lagu-lagu telah siap mengiringi perpisahan
Mobil berparkir mesin pun menjadi dingin
Kau, dia dan mereka tertutup remang tiada tahu
Aku terisak membawakan lagu itu
Bukan karna membludaknya asap rokok dan keangkuhannya
Datangnya keakraban disimpang perpisahan
Di saat mata terbendung dan terjadi hujan
Menambah merelakan tuk berpisah
Berat kata sampai jumpa
Namun semua itu kejadian yang wajar…
Semua tiada pernah kan terulang
Hanya terlintas khayalan
Namun semua itu kejadian yang wajar…
Berpeganglah hangat disaat kau pikirkan
Kau pikir kebencian
Berpeluklah dan saling berpeluklah
Diatas bahumu itu, perpisahan…
Datangnya keakraban disimpang perpisahan
Disaat mata terbendung dan terjadi hujan
Diantara kita hanya merasakan keakraban sampai berpisah
Kau katakan jangan lupakan, jangan lupakan aku
Esoknya semua itu pun harus terjadi
Udara tlah segar baju tlah bersih siap memori
Dinding pun membisu, dan semua siap berlalu
Lagu-lagu telah siap mengiringi perpisahan
Mobil berparkir mesin pun menjadi dingin
Kau, dia dan mereka tertutup remang tiada tahu
Aku terisak membawakan lagu itu
Bukan karna membludaknya asap rokok dan keangkuhannya
Datangnya keakraban disimpang perpisahan
Di saat mata terbendung dan terjadi hujan
Menambah merelakan tuk berpisah
Berat kata sampai jumpa
Namun semua itu kejadian yang wajar…
Semua tiada pernah kan terulang
Hanya terlintas khayalan
Namun semua itu kejadian yang wajar…
Berpeganglah hangat disaat kau pikirkan
Kau pikir kebencian
Berpeluklah dan saling berpeluklah
Diatas bahumu itu, perpisahan…
Datangnya keakraban disimpang perpisahan
Disaat mata terbendung dan terjadi hujan
Diantara kita hanya merasakan keakraban sampai berpisah
Kau katakan jangan lupakan, jangan lupakan aku
Esoknya semua itu pun harus terjadi
Udara tlah segar baju tlah bersih siap memori
Dinding pun membisu, dan semua siap berlalu
MY GANK “MEDUSA”
Dulu semasa di SMA aku punya gank yang kami namai “Medusa”. Anggotanya sembilan orang cewek…aku, Dessy Hastiwardhani/Cici, Dewi Rika Susanti/Cik, Herlina, Rina Sustrina, Silvia Yunita, Yessi Nirmala Dewi, Eva Marlina dan Leni Suswita . Seingatku aku yang namai gank kami demikian, terinspirasi dari nama tokoh dalam mitologi Yunani seorang wanita cantik berambut ular, siapapun yang menatap langsung pada matanya akan berubah menjadi batu. Menyeramkan ya filosofinya…hehe…waktu itu cuma untuk melukiskan gank kami beranggotakan cewek-cewek yang semuanya bertubuh mungil namun bisa mematikan (mematikan disini bukan dalam konteks berbahaya tentunya…..hanya sebagai filosofi waktu itu agar cowok-cowok iseng jangan coba-coba macam-macam terhadap anggota gank kami).
Sebagian anggota gank ku ini sudah menjadi sahabatku sejak dari SMP…Yessi, Ilin, Sil, Eva dan Leni adalah sahabat-sahabat yang aku kenal dari kelas 2 SMP sejak aku pindah ke SMP 1. Sementara Cik Santi adalah sahabatku sepanjang masa…kami sudah bersahabat dari zaman kami masih sama-sama imut-imut kelas 1 SD di SD 5, sampai sekarang Alhamdulillah persahabatan itu tidak pernah berakhir (Aku selalu bersyukur Tuhan selalu memberikan orang-orang baik di sekelilingku). Rina dan Cici jadi akrab denganku sejak pertama kali kami kenal karena sekelas di kelas 1B SMA 1.
Sepulang sekolah aku dan gank ku suka keluyuran, kadang tidak jelas aktifitasnya…. sekedar iseng ngiderin pusat keramaian ataupun cuma makan bakso. Yang penting kebersamaan, itu motto kami dulu. Yang paling sering kami jadikan markas buat mangkal adalah di rumah Rina, karena posisi rumah Rina cukup strategis di pinggir jalan raya sehingga enak buat memperhatikan orang-orang yang lewat dari lantai dua rumahnya tanpa terlihat oleh orang-orang yang kami perhatikan. Paling sering juga menginap bersama di rumah Rina atau di rumah Cici, menginap bersama biasanya seru karena selalu kami pakai buat ajang saling curhat dan saling buka rahasia tentang cowok yang saat itu lagi dekat dengan kami.
Selain itu hal yang paling sering kami lakukan bersama adalah jalan-jalan. Semua objek wisata di Kerinci sudah jadi agenda perjalanan kami, yang pelan-pelan kami wujudkan dengan memanfaatkan bantuan beberapa teman-teman cowok. Aang Nurdin dan Eka Mahendra selalu jadi pilihan pertama saat kami memerlukan pengawal dalam missi jalan-jalan kami. Dua nama itu sahabat cowok terfavorite kami karena kami anggap paling baik dan paling pengertian sama teman cewek. Sedangkan untuk missi jalan-jalan yang lebih beresiko karena medan yang cukup berat dan mengharuskan ada acara kemping di lokasi, kami biasanya melibatkan lebih banyak angota gank cowok yang terkenal solid dan punya rasa setia kawan cukup tinggi yang dulu sering bermarkas di rumah Afrizal Satrianto/Aris.
MY BIGGER GANK “GPL”
Berawal dari kemping bareng dengan gank teman-teman cowok itu, akhirnya tercipta kemistri dengan para anggota gank cowok ini. Gank ini anggotanya asyik-asyik, doyan bercanda dan sangat setia kawan. Bagi teman-teman yang pernah ikut acara kemping tentu bisa memahami bagaimana keakraban yang tercipta sehabis pulang kemping, mungkin itu yang membuat kami (khususnya yang aku rasakan) jadi lebih mengenal dan lebih akrab dengan teman-teman cowok di gank ini.
Lalu ada wacana dari gank cowok ini meresmikan ganknya menjadi lebih terorganisir. Gita ‘P’ Lentera disingkat GPL dipilih sebagai nama gank, Edi ‘Sawor’ Sahrul diangkat sebagai ketua lalu Juli Hendriko jadi bendahara gank. Gank ku Medusa meleburkan diri dengan gank GPL ini karena gank kami memang ada persamaan missi dan visi dengan gank baru ini, tak lain dan tak bukan yaitu….jalan-jalan. Seperti yang sudah kami prediksi sebelumnya, masa depan acara jalan-jalan dan kemping kami selanjutnya jadi lebih cerah dan lancar berkat gabung di gank ini.
Dari sini jugalah aku jadi memiliki sahabat-sahabat cowok yang tak tergantikan posisinya di hatiku, selain sang ketua Edi ‘Sawor’ Sahrul, sang bendahara Juli Hendriko dan si pembuat logo GPL Nugra Heri, ada Afrizal Satrianto/Aris, Robby Wijaya, Novi Eka Saputra/Abang, Dekki Yudi Candra, Eka Mahendra, Aang Nurdin, Rivi Hamdani, Febrino Satria Utama, Budi Rianto, Zaini Mardiandra, dan nama-nama lainnya yang bakal panjang apabila aku sebutkan satu persatu disini.
THE DAY WE WENT AWAY
17 Mei 1995 hari yang aku ingat sebagai hari kelulusan kami dari SMA. Hari itu semua wajah yang aku temui di sekolah terlihat begitu bahagia. Setelah dapat kepastian tentang kelulusan kami masing-masing, aksi corat-coret dimulai. Seragam putih abu-abu kami pun jadi penuh dengan graffiti yang akan kami simpan sebagai memori. Selanjutnya kami long march dari sekolah ke Bukit Sentiong sambil mengabadikan momen bahagia itu dengan foto-foto bersama. Hari itu pertama kalinya aku merasa kekompakan yang terjalin diantara semua teman satu angkatan, tapi sayang keakraban itu justru baru terjadi setelah bayang-bayang perpisahan semakin dekat.
Setelah hari itu, hari-hari selanjutnya terasa berjalan semakin cepat buatku. Lagu Perpisahannya Kaisar yang aku kutip di awal cerita diatas masih sering aku dengar diputar di radio, tapi di telingaku lagu ini justru berubah menjadi lagu sendu….ibarat sebuah lagu pengantar ke pemakaman. Mungkin juga lagu ini telah mengiringi aku mengubur masa lalu.
Kenyataan bahwa masa-masa indah di SMA sudah berakhir pertama kalinya aku sadari saat beberapa hari setelah momen corat-coret itu Cici meninggalkan Kerinci. Hari perpisahan dengan Cici sangat mengharukan buatku. Pagi-pagi aku dan gank ku sudah berkumpul di rumahnya, membantu Cici membenahi barang-barang yang akan dibawanya pergi. Walaupun telah saling berjanji tak akan larut dalam kesedihan karena kami akan berjumpa lagi di Jogja, tapi tetap hari itu menjadi hari yang mengharukan. Lagu Good Bye nya Air Supply yang sedang hits saat itu diputar Cici sepanjang dia berkemas. Lalu saat dia melambai dari jendela mobil meninggalkan kami….mataku berkaca-kaca dan aku melanggar janjiku padanya…..air mata kesedihanku mengiringi kepergiannya.
Beberapa waktu aku dan gank ku masih berkumpul bersama, tapi tak terasa sama lagi tanpa kehadiran Cici….terasa ada yang hilang yang membuat suasana jadi terasa hampa. Lalu tak lama aku juga harus berkemas pergi dari Kerinci, aku berencana melanjutkan kuliah di Jogja. Yessi, Ilin, Sil, Eva dan Rina sudah duluan meninggalkan Kerinci, mereka berencana menghabiskan beberapa waktu di Padang bersama, menginap di rumah Ilin. Aku berjanji akan menemui mereka di Padang, karena aku akan berangkat ke Jogja via Padang.
Kepergianku meninggalkan Kerinci hanya dilepas oleh dua sahabatku Cik Santi dan Leni. "Pulanglah setiap kali liburan panjang ya Nel….” pinta kedua sahabatku waktu itu. Aku mengangguk…melambaikan tangan…dan terisak diam-diam dalam perjalananku Kerinci-Padang.
THEY STILL MY BEST FRIENDS
Tahun-tahun pertama kuliah di Jogja aku masih sangat merindukan sahabat-sahabat SMAku. Jadi sering iri dengar cerita mereka jadi makin akrab karena sebagian dari mereka kuliah dan tinggal satu kota lagi yaitu di Padang. Tapi aku terhibur karena seorang sahabat masih bersamaku di Jogja, Cici. Hobby jalan-jalan kembali aku lakukan berdua Cici. Kadang cuma naik motor berdua menyusuri jalan-jalan di Jogja, jalan kaki di keramaian Malioboro, atau menunggu datangnya sunset di Parang Tritis.
Pernah hobby jalan-jalan kami sudah tak terbendung lagi, akhirnya kami lampiaskan dengan ekspedisi naik Gunung Lawu berempat.....aku, Cici, Rahmat adiknya Cici dan Wawan adik kelasku waktu di SMA. Pernah juga kami berempat pergi ke Surabaya trus ke Malang lalu selanjutnya meneruskan perjalanan kemping di Gunung Bromo. Nekat....itu yang terpikirkan olehku sekarang kalau ingat kelakuanku di masa muda.
Di Jogja aku sempat satu kost sama Media Rosya, dulu di SMA aku tidak terlalu akrab dengannya selain karena tidak pernah sekelas juga karena dia anak rumahan sedang aku anak jalanan hehehe.... Berkesempatan mengenal Medi lebih dekat membuat aku jadi bersahabat dengannya. Ternyata Medi juga suka jalan-jalan, beberapa kali aku sempat pergi ke beberapa tempat di Jawa bersama Medi dan teman-temanku yang lain. Selain Medi ada juga teman-teman satu SMA lainnya yaitu Elvi Nofrita, Elvi Susanti, Renti Maryeni dan Kharmila Sari yang sempat menjadi bagian dari kisahku di Jogja.
Aku dapat kabar kalau sahabat SMAku Aris waktu itu menetap di Bandung. Kebetulan teman kost ku sering ke Bandung mengunjungi kakaknya yang tinggal di Lembang, jadi aku langsung mengiyakan ketika temanku menawari menemaninya ke Bandung. Di Bandung aku ketemu lagi dengan Aris dan juga Papal seorang sahabat yang dulunya sekolah di SMA PGRI. Aris dan Papal menemaniku menyusuri kota Bandung. Karena iseng dan sok berjiwa petualang, kawah Tangkuban Parahu yang seharusnya bisa didatangi dengan naik mobil dengan nyaman malah kami tempuh dengan jalan kaki selama 5 jam menempuh pepohonan dan semak belukar. Tapi justru jadi sangat berkesan.....thanks Sobat, you're the best. Lalu ketemu Aris lagi waktu gantian dia yang berkunjung ke Jogja. Malioboro, Borobudur, Kaliurang dan Parang Tritis di waktu malam paket wisata buat Aris waktu itu. It's a great time......
Kunjungan selanjutnya oleh seorang sahabat yang waktu itu menetap di Jakarta, Aang. Aang memilih mengunjungi Prambanan dan memandang keindahan Parang Tritis dari ketinggian bukit di pinggir pantai. Mengesankan......
Next...Robby. Seru bila mengingat tentang perjalanan menemani Robby menyusuri Jogja. Dimulai saat kira-kira sudah lewat dari jam 9 malam dia menelponku ke kostku, "Nel, aku udah di Jogja, sekarang aku di stasiun."
"Bi, udah malam...aku ga mungkin ke sana sekarang juga. Besok aja pagi-pagi aku datang ya....sekarang cari aja penginapan dulu. Keluarlah dulu dari stasiun, lalu jalan ke arah kiri....ga jauh ntar ketemu jalan Malioboro. Banyak penginapan di belakang Malioboro tapi jangan ke kanan jalan Malioboro ya....terus saja ke kiri jalan....jangan lupa ya Bi, jangan yang di kanan," begitu aku mewanti-wanti Robby.
Besok paginya aku dan Cici menemui Robby di penginapan, dan kekhawatiranku semalam terjadi, benar ternyata Robby salah nyari lokasi penginapan hiks....( bagi kalian yang tidak asing dengan Jogja tentu tau tempat apa di belakang Malioboro sebelah kanan kalau dari arah Stasiun Tugu hehehe.... ).
Karena Cici berhasil dapat pinjaman mobil dari sepupunya, paket wisata buat Robby bisa dikebut banyak lokasi dalam sehari. Robby yang baru pertama kali ke Jogja kami paksa nyetir dengan dipandu oleh kami berdua. 'Robby adventure trip' berakhir mengesankan dengan menghabiskan malam di Alun-Alun Selatan bersama Robby dan Cici. Mencoba tradisi setempat melewati kedua beringin besar yang berdiri di tengah lapangan dengan mata tertutup kain hitam. Pas giliranku memakai penutup mata mereka memanduku melenceng jauh dari beringin ke arah gawang sepak bola. Huuuuh....aku dikerjai, tapi aku senang melihat kedua sahabatku tertawa lepas....bahagia.
Berikutnya dapat kunjungan sahabat yang tinggal di Bandung....Papal. Papal semasa di Kerinci dulu berteman cukup akrab dengan 'Mr.D'. Jadi dalam rangka menemani Papal jalan-jalan, aku dan Cici mengajak 'Mr.D' ikut. "Hemmmm....kesempatan neh," pikirku waktu itu.....soalnya waktu itu aku lagi naksir-naksirnya sama 'Mr.D' hahaha.....norak ya aku? Untung Cici dan Papal tidak curiga sedikitpun mengenai akal bulusku mengikut sertakan 'Mr.D' dalam perjalanan wisata kami. Papal kami ajak jalan ke sebuah pantai di daerah Kulon Progo (lupa nama pantainya) lalu kemudian menghabiskan waktu di keramaian Jogja.
Pertemuanku dengan Sawor di Jogja beda dengan teman-teman lainnya yang memang sengaja datang berkunjung. Waktu itu Sawor kerja di Jogja setelah sekian lama berlayar ke berbagai negara. Sawor sering datang ngobrol ke kostku lalu sesekali aku temani dia jalan-jalan mengenal kota Jogja. Waktu itu aku merasa senang menemukan satu lagi sahabat lamaku. Tapi sayang Sawor tidak lama bekerja di Jogja karena sesudahnya dia kembali dengan pelayarannya mengarungi samudra dan mengunjungi berbagai negara.
Di tahun terakhir aku di Jogja masih ada seorang sahabat lagi yang mengunjungiku dari Jakarta tempat tinggalnya saat itu yaitu Eka Jidin. Aku sempat mengajaknya menyusuri jalan-jalan di Jogja (sebagian lagi karena nyasar hehe…). Sempat ngobrol dengannya di Alun-Alun Utara, duduk lesehan berdua sambil minum wedang rondhe dan jagung bakar. Sebenarnya aku baru pertama kali ke tempat itu, karena Alun-Alun Utara di waktu malam memang terkenal lebih sering dipakai sebagai tempat ngobrol pasangan yang sedang dimabuk asmara. Karena selama di Jogja aku tidak punya cowok jadi tempat itu memang belum pernah berani aku kunjungi. Bukan karena tengah dimabuk asmara dengan Eka sebenarnya aku mengajak dia ke tempat itu, tapi memang cuma karena penasaran saja karena belum pernah nongkrong di sana. Dan ternyata benar….nongkrong makan jagung bakar di Alun-Alun Utara bisa memberikan nuansa romantis juga…hehe
Begitu sekelumit kisahku tentang para sahabatku. Satu hal yang aku tahu dengan pasti saat itu, walaupun aku jauh dari mereka, aku tak pernah merasa benar-benar dilupakan....because they still my best friends.
IT'S NEVER BEEN THE SAME
Kala itu....lima tahun berlalu sejak hari kelulusan kami dari SMA, buat sebagian temanku banyak hal yang bisa terjadi dalam waktu 6 tahun. Sebagian dari mereka menikah, punya anak…..hari-hari sebagai remaja berubah menjadi kehidupan baru…kehidupan berkeluarga. Seingatku Yessi yang pertama kali menikah, aku ingat saat liburan kuliah aku berkunjung ke rumahnya menengok bayi lucu nya yang baru lahir. Lalu mungkin berikutnya Eva, tapi karena dia pindah tempat tinggal di kota lain, aku tak pernah lagi bertemu dengannya. Begitu juga dengan Sil, kudengar beritanya dia bekerja di kota lain dan barangkali juga sudah berkeluarga di sana. Lalu berturut-turut Cik Santi menikah lalu pindah ke Jakarta ikut suaminya, lalu Leni dan barangkali Cici ( karena sejak Cici lulus kuliah dan pindah ke Jakarta aku jarang bertukar kabar dengannya).
Dalam fase kehidupan, aku agak sedikit tertinggal dari mereka…aku juga selalu merasa alur kehidupanku bergerak maju dengan sangat lambat. Setamat kuliah aku sempat pulang ke Kerinci….sahabat masa lalu hanya Ilin yang tersisa (karena Ilin masih single cuma Ilin yang masih bisa diajak maen). Teman-teman yang lain juga seperti lenyap di telan bumi…tak jelas rimbanya, mungkin sebagian dari mereka memilih merantau ke kota lain.
Lalu aku merantau ke Jakarta, di tahun-tahun pertama aku masih bertemu Cik Santi dan Cici. Masih sempat beberapa kali hang out dengan Budi Rianto dan Eka Jidin. Tapi setelah itu arti persahabatan kami menjadi samar buatku. Barangkali kondisi dan situasinya sudah tidak sama lagi seperti dulu…..kesibukan kami masing-masing menghapus jejak-jejak kebersamaan kami yang tertinggal.
Saat itu aku membuat teori baru tentang persahabatan…barangkali memang persahabatan itu seperti itu, persahabatan itu hanya ada karena kebersamaan. Beberapa teman sempat menyangkal teoriku ini….tapi entahlah, benar atau tidak pendapatku ini. Selain itu kesibukan bekerja yang mengharuskan aku berangkat sangat pagi dan pulang diatas jam 9 malam membuatku sudah tidak punya waktu banyak untuk komunikasi dengan orang lain selain teman sekantor dan lingkungan kerja. Aku merasa menjadi orang yang egois, mungkin teman-temanku juga ada yang berpendapat aku berubah menjadi orang yang tak peduli.
Tapi kerinduan akan masa lalu beberapa tahun belakangan ini kembali menyeruak dalam pikiranku. Aku sadari betapa banyak hal-hal yang sudah aku lupakan. Rentetan peristiwa yang seharusnya terekam rapi dalam ingatanku sekarang seakan-akan bermunculan acak dari kepalaku. Betapa aku sudah banyak melupakan mereka……..
Teknologi adalah jembatan buatku menyapa kembali masa lalu….alangkah bahagianya bisa menemukan kembali orang-orang di masa lalu yang berhasil berkumpul dan saling menyapa, salah satunya di group FB ini dan satu group lainnya yang anggotanya lebih sedikit. Tak hanya itu, aku mungkin menemukan beberapa sahabat baru. Teman-teman yang di masa lalu belum sempat kenal dan saling menyapa, sekarang malah jadi ngobrol dan berbagi cerita.
Mungkin inilah saatnya aku merevisi kembali teoriku tentang persahabatan…..walaupun tak ada hal yang akan selalu tetap sama……tapi persahabatan akan selalu ada apabila kita mengingat dan memupuknya.
Posted By Nelya
No comments:
Post a Comment