Aku bukanlah cewek cantik dengan wajah yang manizzz hehe, bukan orang kaya tapi kaya hati. Tapi kisah asmaraku kalau diingat-ingat cukup banyak juga dan berliku-liku kayak jalan ke Kerinci. Mungkin karena dulu aku berprinsip "terima aja dulu....... tidak cocok ya tinggal/putus"
Kisah asmaraku bermula dari dikirimi surat cinta waktu SMP, wah aku keringat dingin membacanya karena bukan dari orang yang kuharapkan. Di surat itu dia menyatakan cinta kepadaku, ya.... namanya juga aku tidak suka jadi no coment.
Pada suatu hari aku jalan-jalan ke Air Terjun Sungai Medang, nah disini aku kenal dengan cowok SMP lain. Pas acara drum band hari pramuka, dia menyatakan cinta padaku.... duchhhh aku serasa gimana githu, lalu aku jawab dengan anggukan malu-malu. Tapi perjalan cinta kami tidak berjalan lama karena dia menduakan cintaku hik..hik, sampe tamat SMP aku pun jomblowati.
Tamat SMP aku sempat sangat sedih dan kecewa karena aku tidak diterima di SMA 1, dan aku harus mencicipi duduk di bangku SMA 3. Nah dari sini aku mulai petualangan cintaku, karena merasa anak kota masuk desa jadi banyak yg naksir hehe.....Aku hanya kasih angin aja biar bisa pulang sekolah barengan karena dia punya motor.
Aku pun pernah pacaran sama anak SMA PGRI 1 orangnya sangat perhatian, dan sayang sama aku dan buat pertama kalinya aku mendapat bunga edelweis, tapi entah apa sebabnya kami pun akhirnya putus.
Aku akhirnya bisa pindah ke SMA 1 berkat bantuan pamanku yang menjadi guru disana, masuk kelas Bio 2 dan ketemu lagi sama teman-teman SMP dulu, karena itu aku tidak merasa canggung menjadi anak baru. Nah, di SMA 1 ini aku naksir dengan teman seangkatan tapi dia punya kekasih, ya.... akupun mundur teratur dan memilih menyimpan perasaan ini dalam hati sambil berusaha menghilangkan perasaan itu dan tetap berteman sama dia. Ada salah seorang teman yang selalu menghiburku dengan guyonannya "Yan, indak jadi samo inyo A kan ado !" Padahal dia punya cewek juga teman seangkatan, tapi aku senang karena dia bisa membuat aku mengilangkan perasaan cinta yg bertepuk sebelah tangan ini hik hik...... Kalau saja A tidak pacaran sama temanku sendiri pasti aku sudah nekat harus pacaran dengan A. Tapi aku bukan type orang yang pacaran dengan bekas teman sendiri ataupun seseorang yang pernah naksir temanku.
Dalam situasi ini ada anak SMA tetangga yang naksir aku, dari pada jomblo lebih baik aku terima saja dulu kalau ga cocok ya putus....begitu pikirku. Kalau gak salah kami jalan cuma 3 bulan karena dia buat kekonyolan yang tidak dapat aku terima, katanya dia dikejar-kejar polisi sampe Semurup, eh... dia enak aja nyelonong sama motornya masuk rumahku dan alhasil nenekku yang terkenal cerewet marah-marah karena kaget ada motor masuk rumah. Karena kejadian ini akhirnya aku putuskan hubungan kami.
Tidak lama aku menjomblo aku ketemu cowok yang emang idaman hatiku, orangnya tinggi, hitam manis atletis, yang jelas gagah namanya F anak desa sebelah.......gayung bersambut dan kamipun jadian. Hubungan kami terus berlanjut sampe aku tamat SMA dan setelah aku kuliahpun hubungan tetap kami jalani dengan jarak jauh lewat surat dan telpon karena dia jadi polisi di Batam. Selama hubungan kami berlangsung aku mencoba menjadi cewek yang setia, tapi karena nggak jodoh setelah usia hubungan kami berjalan 5 tahun kamipun akhirnya putus dengan hati yang hancur....jarak telah memisahkan kami.
Akhir cerita setelah putus dari F pas akhir-akhir kuliah dan mau nyusun skripsi aku kenal dengan kakak tingkatku yang awal kenalnya gara-gara pembimbing akademikku . Singkat cerita kami pacaran 3 bulan dan memutuskan untuk menikah. Karena dia juga udah mapan hidupnya dipikir-pikir untuk apa pacaran lama tapi tidak menjamin jadi pasangan hidup. Selesai wisuda baju hitam bulan April 2000 aku pun wisuda baju merah bulan Juli 2000, dan Insyaallah dia menjadi teman, suami dan ayah bagi 3 anak ku dengan penuh cinta dan sayang kepada ku.
Inilah perjalan cinta ku, moga teman-teman tidak bosan membacanya dan butuh waktu 3 jam Yanti nulisnya. Bu admin PR yanti alah salasai.
posted by Yanti Muswita
No comments:
Post a Comment