Jauh sebelum aku punya kesanggupan dan kemampuan membaca karya sastra dalam bentuk buku yang sebenarnya, mungkin waktu masih SMA dulu sebuah karya Gola Gong berjudul Balada si Roy adalah kiblatku tentang sastra. Maklum, aku dibesarkan di kota kecil...yang toko bukunya cuma terbatas menjual buku-buku kebutuhan sekolah dan majalah-majalah yang laku dijual saja. Membaca karya sastra dulu pun cuma sebatas sinopsis yang ada di buku pelajaran bahasa Indonesia, bukannya tidak berminat atau tidak suka tapi perpustakaan tempat dimana aku bersekolah memang tidak menyediakan buku-buku sastra yang layak buat dibaca. Bisa menemukan buku Balada si Roy ini pun atas jasa sebuah taman bacaan kecil yang ada di kotaku, thanks buat seseorang yang biasa kami panggil Ayah yang secara tidak langsung membuatku mengenal si Roy.
Setelah punya kesempatan membaca karya-karya lainnya pun buku ini tetap menjadi salah satu buku favoriteku. Mungkin bukan lagi karena cerita dan bahasanya aku anggap yang terbaik, tapi mungkin karena cerita di buku ini cukup mewakili perasaanku sebagai remaja di waktu lalu. Jadilah apabila ingin bernostalgia tentang masa SMA, aku baca buku ini lagi. Ada kata-kata di buku ini yang aku tak pernah lupa "orang baik ada dimana-mana", mungkin itu juga yang membuat aku tidak pernah takut untuk memulai kehidupan di tempat yang baru dan asing.
Buku ini bisa dibilang turut menemaniku dalam pencarian jati diri. Kalau saja aku cowok mungkin juga sudah ikut-ikutan bertualang ala si Roy. Di benakku yang kala itu masih remaja usia belasan tahun, si Roy jadi sosok idolaku. Sosok si Roy menggambarkan seorang yang sangat peduli, setia kawan, apa adanya.....terutama sifat 'manly'nya membuat aku membayangkan andai menemukan figur seperti itu di dunia nyata. ( Stttt...jangan bilang siapa-siapa ya, mungkin pertama kali aku jatuh cinta waktu SMA adalah sama si Roy...hahaha.... )
Lain pengaruh buku itu terhadapku, lain pula halnya dengan teman-temanku yang cowok. Aku mau sedikit berkisah tentang seorang sahabat yang pernah membuat aku terbelalak... "haaaa? ternyata beneran ada orang yang terpikir bertualang ala si Roy????" Sebenarnya sahabatku ini sudah aku kenal lama sejak kelas 2 SMP, waktu SMA mungkin kecintaannya pada alam liar dan udara bebas bisa dibilang sama dengan kebanyakan teman-teman cowokku lainnya. Kami memang tinggal di kota kecil, dengan keindahan alam yang kebanyakan belum tersentuh fasilitas wisata sepertinya bukan hal aneh kalau remaja seusiaku kala itu rata-rata menyukai berinteraksi dengan alam bebas.
Bertemu dengan sahabatku ini lagi justru waktu aku sudah kuliah di pulang sebrang. Dia datang mengunjungiku setelah pulang bertualang dari Rinjani, dan sebelumnya dari mana lagi aku juga sudah lupa. Jadilah aku ikut terlibat dalam petualangannya menjelajahi Jogja yang eksotis. Ada yang lucu yang membuat aku mentertawakannya dalam usahanya menjadi si Roy....Sobat, si Roy itu kalau kehabisan uang dalam perjalanan tidak pernah dan tidak akan telpon Ibunya minta dikirimi uang....haha... Tapi salut buat dia, pembelajaran hidup dalam mencari jati diri sepertinya membuat dia menemukan semua yang dia cari. Sobat....kalau suatu saat perjalanan ala si Roy mu dibukukan, jangan lupa ya....harus ada namaku di bab tentang Jogja....hehe...
( Dedicated to one of my best friend....sesama fans berat Balada si Roy )
posted by Nelya
No comments:
Post a Comment