20 April 2013
15 April 2013
Mengenang Masa Lalu / Berusaha Mengulang Masa Lalu .... 13 - 14 April 2013 di Padang - Bukit Tinggi
When I say I miss school, I mean my friends and the fun. Not the school.
****
Ingin mengenang masa lalu, atau berusaha mengulang masa lalu...demikian
latar belakang kebersamaan singkat kami tgl 13 - 14 April 2013 kemaren
di Padang-Bukit Tinggi.
Tidak dipungkiri kerinduan pada teman
lama semakin lama semakin tidak terbendung lagi, hingga muncullah ide
reuni ini. Lalu kenapa memilih kota Padang? Awalnya hanya karena
terpikirkan kota itulah yang diperkirakan letaknya di tengah-tengah,
biar adil buat dijangkau teman-teman yang tinggal di kota lain untuk
bisa datang. Selain itu setelah di data ternyata banyak juga teman-teman
alumni yang berdomisili di kota ini.
Langkah berikutnya
menentukan waktu acaranya. Agar segera terlaksana, kami memilih waktu
sebelum bulan Ramadhan datang. Pertimbangannya karena di bulan tersebut
dan bulan-bulan setelahnya mungkin kita semua akan lebih sibuk dan waktu
luang sudah tak sebanyak hari-hari biasa. Selain itu jangka waktu
perencanaan yang terlalu panjang berdasarkan pengalaman
sebelum-sebelumnya seringkali berefek pada gagalnya rencana.
Saya sedikit egois karena saya yang menentukan tanggal persis jatuhnya
acara. Walaupun saya yang memberi ide waktunya, tapi saya merasa sudah
mengajak diskusi teman-teman mengenai kesediaannya untuk bisa ikut atau
tidak di tanggal tersebut. Memang ada teman-teman yang langsung
konfirmasi mengenai ketidakbisaannya hadir di tanggal yang saya tentukan
tersebut, tapi karena awalnya yang menyatakan tidak bisa hadir cuma
beberapa orang, maka kami putuskan tanggal yang ditentukan tersebut
tetap berlanjut.
Kesalahan fatal yang saya lakukan adalah tidak
konfirmasi Aris sang Ketua terlebih dahulu mengenai kesediaannya. Saya
terlalu yakin kalau Aris pasti selalu akan mengusahakan kehadirannya
seperti kebiasaannya selama ini. Tapi ternyata ada urusan yang sangat
penting yang membuat sang Ketua benar-benar tidak bisa hadir kali ini.
Padahal kesalahan saya ini berakibat sangat fatal terhadap jalannya
acara, ketidakhadiran Ketua ternyata berakibat pada ketidakhadiran
pengikut-pengikutnya pula.....hiks.....sediiiihnya.
Konfirmasi
kedatangan Shandra adalah surprise yang tak terduga, mengingat letak
geografis Shandra yang lumayan jauh dari Padang. Shandra tinggal di
Samarinda, untuk menuju Padang dia harus lewat jalan darat 2 jam ke
Balikpapan, lalu naik pesawat dari Balikpapan ke Jakarta untuk transit
ke Padang. Waaah....sepertinya perjalanan yang cukup panjang, tercermin
dari koper segede Bagong yang menemani perjalanannya...hahaha.
Keluarnya ijin berangkat bagi Yanti adalah surprise menyenangkan yang
kedua, setidaknya sudah ada dua orang yang menyatakan kepastiannya untuk
datang selain teman-teman yang sudah menunggu di Padang. Lalu Cik Santi
juga menyanggupi sudah sampai di Padang di tgl 12 April...jadi sedikit
lebih lega jadinya.
Dari Jakarta saya berangkat bersama Cici,
setelah tak lupa pula mengajak (tepatnya memaksa hihihi) seorang teman
alumni SMA PGRI yang tinggal di Bandung yaitu Papal untuk ikut bersama
kami. Kalau judul acaranya namanya jalan-jalan Papal memang tidak boleh
ketinggalan. Dari dulu walaupun Papal beda sekolah dengan kami, tapi
setiap acara jalan-jalan Papal tidak pernah absen....Alhamdulillah
sampai sekarangpun Papal masih seperti dulu...Papal yang hobby
jalan-jalan hehehe....
Sehari sebelumnya Cik Santi sudah sampai
di Padang, sore harinya bersama Zaini dan Henny bertiga mereka
menyempatkan diri menjemput Shandra di Bandara Minang Kabau. Foto
kedatangan Shandra dengan koper besarnya yang di upload ke group makin
membuat saya tidak sabar untuk segera bertemu teman-teman di Padang.
Kangen euuuuuy....
Sabtu, 13 April jam 8.10 WIB saya, Cici dan Papal berangkat dari Jakarta ke Padang. Sesuai schedule pesawat mendarat jam 10 pagi di Bandara Minang Kabau. Tak lama muncul mobil Zaini dengan teman-teman heboh saya di dalamnya....Shandra, Cik Santi, Ilin dan Yanti. Waaaah...senang banget, serasa mimpi melihat mereka di depan mata setelah sekian lama menyimpan rasa kangen.
Lalu sambil
menunggu Yessi yang lagi OTW dari rumahnya di Alahan Panjang yang
sedikit terjebak macet, kami nongkrong di sebuah tempat makan di
Bandara, setelah sebelumnya foto-foto terlebih dahulu. Di menit-menit
terakhir kami masih telpon Aris, mengusahakan dan berharap Aris berubah
pikiran dan bisa datang ke Padang. Tapi apa daya semua jurus yang telah
dikerahkan oleh teman-teman tetap tidak menggoyahkan tekad sang Ketua
untuk tidak hadir karena ada acara keluarga (yang memang seharusnya
lebih didahulukan sih...dasar kami teman-temannya saja yang tidak
pengertian hehehe).
Setelah beberapa lama menunggu sambil berhaha-hihi tak habis-habisnya, Yessi muncul. Kami segera meluncur ke Restaurant Pauh Piaman yang terletak di Jl. Khatib Sulaiman untuk bertemu teman-teman lainnya. Makan gulai kepala ikan yang katanya menu andalan di sana, makan sarikaya (tepatnya saya makan ketannya saja karena ketidaktahuan saya makannya harus sepasang sama sarikayanya...sungguh aib yang memalukan kata teman-teman saya hahaha...). Lalu sepakat makan gulai jengkol sama-sama, karena tidak mau terjadi saling tuduh dari mana asal bau di belakang hari hehehe...
Kiwi yang pertama kali datang menemui kami yang sedang makan sambil
cerita-cerita mengenang masa lalu. Kiwi membuat saya pangling....kata
teman-teman juga begitu. Tampang seniman...itu kata yang bisa saya
temukan untuk menggambarkan sosok Kiwi sekarang. Untung saya sudah
pernah lihat foto Kiwi di FB...kalau tidak pasti kami cuekin karena
tidak tahu kalau itu Kiwi hehehe....Kiwi duduk di sebelah Cici, ngobrol
berdua....sambil sesekali nanya-nanya saya mengenai siapa saja
teman-teman yang ada disana. Saya jadi geli sendiri, membiarkan mereka
ngobrol berdua....paling tidak akan ketemu kesimpulannya siapa saja
orang-orang yang ada saat itu disana, karena saya tahu persis Cici dan
Kiwi sama-sama pelupa alias amnesia parsial hahaha...
Berikutnya muncul Henny. Ini kali pertama saya bertemu Henny secara
langsung. Selama ini saya berteman dengan Henny secara virtual di dunia
maya...hihihi (habisnya dulu waktu SMA saya tidak sempat mengenal
Henny). Menurut saya Henny teman yang luar biasa, diantara padatnya
kesibukannya dia mau meluangkan waktunya menemani kami selama di
Padang...padahal beberapa diantara kami mungkin adalah orang-orang yang
belum pernah dikenalnya sebelumnya. Satu lagi sahabat yang saya
temukan....semoga long lasting friendship ya....
Robby muncul
berikutnya. Masih Robby yang sama dengan yang terekam dalam pikiran saya...."berdegap" kata Yanti hahaha....
Ya, Robby tidak banyak berubah, kecuali lebih sukses dan lebih sibuk
juga. Kami harus mencuri-curi waktu untuk bisa bertemu dengan Robby yang
super sibuk. Hari ini cuma bisa ketemu sebentar kata Robby, trus nanti
malam lagi ya kalau sudah pulang dari sini...sini..dan sini katanya
sambil menyebutkan sejumlah tempat. It's OK Bi, bertemu denganmu hari
ini sudah mengobati kangen kami selama ini kok...
Suzarminto
alias Men muncul terakhir. Men juga bikin pangling, apalagi ingatan saya
akan Men terhenti di kelas dua SMP waktu kami pernah sekelas. Waktu itu
Men posturnya paling kecil diantara teman-teman cowok....dan sekarang
woooow....hahaha...
Setelah selesai makan...mau kemana neh?
Rencana semula sih ke Bukit Tinggi, tapi tidak sesuai rencana semula
kami memutuskan batal menginap sama-sama di Mifan...jadinya sempat
ragu-ragu mau tetap pergi ke Bukit Tinggi atau tidak. Tapi karena saya
seumur-umur belum pernah ke Bukit Tinggi (dan kata teman-teman saya itu
juga aib yang memalukan hahaha...) jadinya kami memutuskan jadi
berangkat.
Kiwi dan Robby karena kesibukannya tidak bisa
menemani kami hari itu. Jadinya sebelum berangkat foto-foto dulu di
depan Restaurant Pauh Piaman. Heboh dan berisik...tapi kalau lagi
sama-sama begini sering lupa kata malu sama orang-orang sekitar.
Selanjutnya OTW ke Bukit Tinggi. Grup heboh rebutan naik mobil Zaini
yang memang sedang naik daun jadi idola.... Papal diungsikan oleh para
Ibu-Ibu heboh tadi ke mobil Men, lalu saya, Cik Santi dan Henny ikut
mobil Yessi. Cik Santi sakit...kasian sampai pucat selama perjalanan.
Kesetiakawanan Cik Santi juga luar biasa, sampai sakitpun tidak dirasa
karena ingin kumpul dengan kami teman-teman lamanya. Sekali lagi saya
merasa bersyukur diberikan orang-orang baik di sekeliling saya.
Menjelang sore kami sampai di Jam Gadang Bukit Tinggi, santai sejenak menikmati Bukit Tinggi di waktu sore sambil foto-foto. Sudah hampir Magrib....saatnya mengunjungi seorang teman lagi yang tinggal di Bukit Tinggi....Nora. Nora berprofesi sebagai dokter gigi di Bukit Tinggi, waktu kami datang Nora sedang ada pasien, jadi kami menunggu sambil numpang shalat. Sepertinya kehebohan kami telah berhasil menakut-nakuti calon pasien Nora deh sore itu, terbukti tidak ada yang berani ngantri berobat....hahaha.
Ada Kurnia yang sudah sampai duluan di tempat
Nora. Kurnia tinggal tidak jauh dari situ, tadi janjian bertemu dia di
tempat Nora. Bertemu lagi dengan Kurnia tidak disangka-sangka juga,
terakhir ketemu waktu lulus SMA tahun 1995...waaaah...sudah lama sekali
ya.
Setelah Nora selesai dengan pasiennya, kami jalan ke tempat
makan...makan sate. Nora ikut....kehebohan terjadi lagi ketawa-ketawa
di tempat makan sate. Apalagi Yanti membuka cerita lucu masa lalunya
yang belum pernah kami dengar sebelumnya....jadi geli dan semua tidak
bisa menahan tawa.
Acara makan sate selesai, kami say Good Bye
dengan Nora dan Kurnia....kami harus melanjutkan perjalanan pulang ke
Padang malam itu. Perjalanan pulang seperti biasa memang selalu terasa
lebih cepat dari pada perjalanan pergi (saya selalu heran kenapa bisa
begitu ya?). Di jalan kami membuat janji bertemu dengan Robby kembali.
Tadinya mau bertemu di Taplau (Taplau itu adalah sebutan orang Padang
untuk Pantai...sttt...saya juga baru-baru ini tahu istilah itu hehehe)
dengan Robby, tapi begitu mau sampai di Padang rencana berubah lagi
menjadi bertemu di tempat makan martabak Kubang....karena gank heboh di
mobil satunya masih lapaaaar...hahaha...
Di tempat makan
martabak Robby sudah sampai duluan. Temu kangen Part 2 dengan Robby
jadinya....cuma sayangnya kami tidak bisa ngobrol lama dengan Robby
karena sudah hampir larut malam. Malam itu kami berencana menginap di
rumah Yessi. Robby, Zaini dan Men pamit pulang sementara kami meneruskan
perjalanan ke rumah Yessi setelah suami Henny datang menjemput
(aduh....jadi merepotkan suami Henny neh).
Sampai di rumah
Yessi kami ditempatkan Yessi di satu kamar. Sambil ngantri giliran
mandi, ngobrol-ngobrol asik dilanjutkan. Di ruang tengah rumah Yessi,
Papal juga terlihat sudah terlibat percakapan asik dengan suami Yessi
sehingga malam itu kami bisa tidak menemani Papal ngobrol tanpa rasa
bersalah hehehe... Makin malam ngobrol makin asik, ternyata belasan
tahun tidak bertemu membuat banyak sekali hal yang ingin diceritakan.
Tema malam itu adalah saling curhat dan saling berbagi. Aneh.....hanya
dengan satu malam saja bisa membuat kami menjadi semakin dekat, serasa
tidak ada halangan saja untuk saling berbagi rahasia hati.
Menjelang pagi mulai banyak yang KO....Yessi pamit tidur di kamarnya
sendiri, lalu Yanti tertidur disela-sela mendengarkan cerita, berikutnya
Henny, Ilin, lalu Cici juga sudah mengistirahatkan matanya. Sementara
saya, Shandra dan Cik Santi ngobrol sampai pagi tiba.....yeeey saya
bangga ternyata masih juara begadang seperti saat-saat kami biasa
kemping di waktu masih muda dulu hehehe....
Cici yang pertama
kali bangun dan mandi. Lalu teman-teman yang lain menyusul mandi dan
merapikan diri. Yessi sang tuan rumah yang sangat baik ternyata sudah
menyiapkan sarapan pagi buat kami. Acara pagi ini adalah sarapan dan
nonton Shandra dandan hahaha.... Kenapa ada acara nonton Shandra dandan
segala? Tak lain dan tak bukan karena kami semua terkagum-kagum dengan
peralatan dandan Shandra yang satu koper penuh. Tapi kalau dilihat hasil
Shandra berdandan yang memang memuaskan, rasanya memang sepadan dengan
kerepotannya membawa koper penuh peralatan lenongnya itu....hehehe.
Pagi ini kami mau belanja oleh-oleh dulu, setelah itu minum es durian, lalu main ke Taplau
sambil nunggu siang tiba dan setelah itu saya, Cici dan Papal harus
terbang pulang ke Jakarta. Zaini sudah duluan datang di Taplau, naik
sepeda lengkap dengan busana dan accessories bersepedanya. Laut Padang
hari itu terlihat indah....cuaca juga cerah seceria hati kami saat itu.
Di tepi pantai kami ngobrol sepuas-puasnya sambil makan kelapa muda, tak
lupa foto-foto tentunya.
Lalu saat berpisahpun tiba.....teman-teman mengantarkan saya, Cici dan Papal ke Bandara Minang Kabau. Sediiiiih rasanya, kebersamaan sesaat yang menyenangkan ini ternyata harus segera berakhir. Tapi sungguh...dua hari bersama mereka sangat berkesan, tak sia-sia terbang selama satu setengah jam dari Jakarta untuk menemui mereka, karena buat saya kebersamaan ini adalah suatu hal yang sangat layak untuk diperjuangkan. Dan mengenai persahabatan kami.....semoga abadi selamanya.
Posted by Nelya
27 September 2012
Tentang Kelasku di Masa Lalu
Tulisan
ini masih dalam rangka edisi nostalgia, sudah lama sebenarnya pengen
nulis tentang tema ini...tapi karena settingnya sudah sangat lama....17
tahun yang lalu, jadinya perlu ekstra dalam mengingat-ingat. Untungnya
bulan lalu datang kiriman 'harta karun'ku berupa foto-foto masa lalu
dari kampung halaman, sehingga sedikit banyak membantu merangkai
peristiwa yang sudah banyak lupa.
Dari pada makin lama aku benar-benar jadi lupa.....aku ingin mengabadikan kenanganku selama di Smansa di sini....
Kelas 1B
Pertama kali jadi anak baru di Smansa aku tergabung di kelas 1B. Kalau kalian ada yang lupa kelas 1B itu dimana.....ini aku kasih tahu ya....begitu masuk pintu gerbang, kalian jalan ke kiri, lalu terus saja jalan ke ujung...nah....letak kelas 1B nomor dua dari ujung.
Persis di depan kelas 1B adalah lapangan basket. Dulu dari jendela kelas 1B yang selalu terbuka lebar aku sering memperhatikan anak-anak kelas lain yang lagi main basket. Jadi kalau kalian merasa anak kelas lain yang sering main basket, bisa jadi dulu kalian sering aku perhatikan hihihi....
Di kelas 1B ada dua pintu penghubung, dua-duanya menghubungkan dengan kelas sebelahnya yaitu kelas 1A dan kelas 1C. Kalau aku sih jarang memanfaatkan pintu penghubung ini buat ngintip anak kelas sebelah....beda lagi dengan temanku Oni anak kelas sebelah yang menganggap pintu itu adalah pintu kenangannya hehehe.....(Ada yang penasaran? Baca kembali kisah "Cerita Lalu Oni" yaaa...)
Saat jadi anak baru, beberapa dari teman di kelas 1B aku sudah kenal karena dulunya sama-sama bersekolah di SMP 1. Sebagian lagi anak-anak dari SMP 2, aku belum banyak kenal tapi karena mereka ramah-ramah jadinya cepat akrab juga. Ada dua anak perempuan yang pindahan dari luar daerah, namanya Cici dan Wati. Cici duduk sebangku denganku, anaknya asik, ramah, periang, ceria dan cepat akrab dengan siapa saja. Wati juga gak kalah asik...orangnya imut-imut, suaranya khas....tanpa harus melihatpun kalau dengar suaranya dari ujung gang aku sudah tahu kalau itu suara Wati hehe....Dua-duanya jadi sahabat karibku di kelas 1B.
Lalu ada Yessi yang memang dulu aku sempat akrab di SMP 1, ada Eva, Eka Primayanti, Betty, Dame yang dulunya sudah lebih dulu kukenal di SMP 1. Teman-teman baruku antara lain Rina, Dede, Eme, Siska, Vamelia...dan lain-lain.
Kalau dengan teman cowok di kelas 1B ini bisa dibilang aku tidak terlalu akrab, tidak tahu juga kenapa....mungkin masih malu-malu dekat-dekat dengan teman cowok kali ya? Apalagi sama cowok cool yang duduk dekat jendela...boro-boro berani menyapa melihat ke arahnya saja malu...takut ketahuan kalau naksir hahaha....
Seingatku masa-masa yang aku lalui di kelas 1B penuh dengan canda dan tawa. Paling sering kami memanfaatkan jam pelajaran olah raga untuk hal yang tidak semestinya....Kok? Lha....wong di suruh olah raga malah kelayapan ke tempat lain, atau cuma duduk-duduk di depan pintu kelas sambil bercanda.
Dulu waktu kelas 1 ada mata pelajaran kesenian yang mengharuskan setiap murid menyanyi sendiri di depan kelas. Karena itu aku dan teman-temanku sering berlatih menyanyi di saat jam istirahat atau jam pelajaran kosong. Aku, Rina, Yessi, Cici dan Wati yang paling sering menyanyi...maaf ya teman-teman kelas sebelah yang dulu mungkin sering terganggu kupingnya mendengar suara 'teriakan' yang kami namakan bernyanyi hehehe....
Cukup sekilas tentang 1B, lanjut dengan kelas berikutnya....
Kelas 2A1
Dari pada makin lama aku benar-benar jadi lupa.....aku ingin mengabadikan kenanganku selama di Smansa di sini....
Kelas 1B
Pertama kali jadi anak baru di Smansa aku tergabung di kelas 1B. Kalau kalian ada yang lupa kelas 1B itu dimana.....ini aku kasih tahu ya....begitu masuk pintu gerbang, kalian jalan ke kiri, lalu terus saja jalan ke ujung...nah....letak kelas 1B nomor dua dari ujung.
Persis di depan kelas 1B adalah lapangan basket. Dulu dari jendela kelas 1B yang selalu terbuka lebar aku sering memperhatikan anak-anak kelas lain yang lagi main basket. Jadi kalau kalian merasa anak kelas lain yang sering main basket, bisa jadi dulu kalian sering aku perhatikan hihihi....
Di kelas 1B ada dua pintu penghubung, dua-duanya menghubungkan dengan kelas sebelahnya yaitu kelas 1A dan kelas 1C. Kalau aku sih jarang memanfaatkan pintu penghubung ini buat ngintip anak kelas sebelah....beda lagi dengan temanku Oni anak kelas sebelah yang menganggap pintu itu adalah pintu kenangannya hehehe.....(Ada yang penasaran? Baca kembali kisah "Cerita Lalu Oni" yaaa...)
Saat jadi anak baru, beberapa dari teman di kelas 1B aku sudah kenal karena dulunya sama-sama bersekolah di SMP 1. Sebagian lagi anak-anak dari SMP 2, aku belum banyak kenal tapi karena mereka ramah-ramah jadinya cepat akrab juga. Ada dua anak perempuan yang pindahan dari luar daerah, namanya Cici dan Wati. Cici duduk sebangku denganku, anaknya asik, ramah, periang, ceria dan cepat akrab dengan siapa saja. Wati juga gak kalah asik...orangnya imut-imut, suaranya khas....tanpa harus melihatpun kalau dengar suaranya dari ujung gang aku sudah tahu kalau itu suara Wati hehe....Dua-duanya jadi sahabat karibku di kelas 1B.
Lalu ada Yessi yang memang dulu aku sempat akrab di SMP 1, ada Eva, Eka Primayanti, Betty, Dame yang dulunya sudah lebih dulu kukenal di SMP 1. Teman-teman baruku antara lain Rina, Dede, Eme, Siska, Vamelia...dan lain-lain.
Kalau dengan teman cowok di kelas 1B ini bisa dibilang aku tidak terlalu akrab, tidak tahu juga kenapa....mungkin masih malu-malu dekat-dekat dengan teman cowok kali ya? Apalagi sama cowok cool yang duduk dekat jendela...boro-boro berani menyapa melihat ke arahnya saja malu...takut ketahuan kalau naksir hahaha....
Seingatku masa-masa yang aku lalui di kelas 1B penuh dengan canda dan tawa. Paling sering kami memanfaatkan jam pelajaran olah raga untuk hal yang tidak semestinya....Kok? Lha....wong di suruh olah raga malah kelayapan ke tempat lain, atau cuma duduk-duduk di depan pintu kelas sambil bercanda.
Dulu waktu kelas 1 ada mata pelajaran kesenian yang mengharuskan setiap murid menyanyi sendiri di depan kelas. Karena itu aku dan teman-temanku sering berlatih menyanyi di saat jam istirahat atau jam pelajaran kosong. Aku, Rina, Yessi, Cici dan Wati yang paling sering menyanyi...maaf ya teman-teman kelas sebelah yang dulu mungkin sering terganggu kupingnya mendengar suara 'teriakan' yang kami namakan bernyanyi hehehe....
Cukup sekilas tentang 1B, lanjut dengan kelas berikutnya....
Kelas 2A1
Alasan aku memilih kelas 2A1 sebagai persinggahan berikutnya hanya karena aku suka mata pelajaran Matematika. Dengar-dengar kalau di jurusan Fisik jam pelajaran Matematikanya lebih banyak....jadi aku pilih jurusan ini. Sebenarnya aku tidak terlalu suka mengulang pelajaran di rumah, apa lagi menghafal pelajaran. Jadi aku sedapat mungkin mengurangi segala bentuk pelajaran yang harus dihafal. Kalau Matematika kan tidak harus dihafal, cukup difahami saja....begitu pikirku.
Cici juga memilih jurusan yang sama denganku, jadi di kelas dua kami kembali sekelas, duduk sebangku lagi....kali ini di baris paling depan. Di kelas 2A1 ini anak perempuannya sedikit....cuma 13 orang : aku, Cici, Cik Santi, Leni Lestari, Cencen, Elvi Susanti, Elda, Evi, Vamelia, Kartina, Renti, Reka, Refni. Selebihnya cowok semua...dan alamak....bandel-bandel!
Tadinya dari generasi ke generasi image jurusan Fisik itu cowok-cowoknya adalah yang serius-serius belajar dan cenderung kutu buku....tapi begitu aku memulai aktifitas di kelas baruku ini...lho kok beda dari yang seharusnya ya? Hihihi....
Tapi justru karena itu pula berada di kelas ini jadi asyik, banyak ulah teman-teman yang bisa ditertawakan.
Ketua kelas yang kami pilih adalah Iswandi, sebenarnya orangnya cukup serius tapi dikarenakan terkontaminasi dengan teman-teman, terkadang dia jadi ikutan konyol juga. Lalu ada Aris, Adek, Anton, tiga orang Budi, Wiski, Kiwi, Oni, Kurnia, Ivan, Anto, Suryanto, Syafri, Zahrun, Irmaisal, Deni(alm) dan lain-lain (yang lupa disebut jangan protes ya....kalian tergabung dalam 'dan lain-lain' ini hehehe)
Sama dengan kelas 1B, kelas 2A1 ini juga punya jendela yang terbuka lebar ke arah koridor. Kalau kelas 1B letaknya di ujung, kelas 2A1 ini kalau dari gerbang utama cukup belok kiri langsung ketemu kelasnya. Dari jendela kelas inilah setiap hari banyak anak-anak kelas lain (paling sering cowok-cowok) yang nongol menyapa anak-anak di kelas kami....Hmmm...aku sih curiganya karena di kelas kami ada Aris ketua gank cowok-cowok yang barangkali mewajibkan anak-anak buahnya melapor setiap hari hehehe...
Banyak kebadelan yang kami lakukan di kelas ini, paling sering ribut pukul-pukul bangku saat jam pelajaran kosong....dulu sih teman-temanku beranggapan sedang latihan drum hihihi.....Kelasku ini kompak banget, apalagi dalam urusan nyontek saat ulangan dan bikin PR....sampai-sampai pernah bikin guru bingung karena satu kelas nilainya sama semua.
Soal setia kawan jangan ditanya lagi....kelasku paling top lah menurutku. Terbukti satu kali saat mata pelajaran agama Islam diadakan praktek shalat berjamaah. Temanku Anton pas kena giliran jadi Imam....semua berjalan lancar kecuali saat berdoa selesai shalat, dia lupa hafalannya. Tapi dasar teman-temanku yang lain pada setia kawan....semua dengan serius kompak bilang "amiiiiin" berkali-kali padahal si Anton gak baca do'a apa-apa hahahaha.......
Lalu naik kelas ke....
Kelas 3A1
Personil kelas 3A1 persis sama dengan kelas 2A1, dulu zaman aku bersekolah di Smansa jurusan Fisik cuma satu kelas...jadi ke kelas tiga pun teman sekelasnya tetap sama. Cuma ada pertukaran pelajar 1 orang siswa dengan SMA 2. Hehe...sebenarnya cuma kebetulan sih...tapi kok ya pas banget Wiski naik kelas tiga pindah ke SMA 2, trus kami juga dapat teman baru dari SMA 2.
Teman baru dari SMA 2 ini langsung top di kelas...terbukti dengan dia langsung terpilih jadi Ketua Kelas. Orangnya memang baik sih, pintar bergaul dan cepat beradaptasi dengan anak-anak di kelasku yang bandel-bandel. Aku juga cukup akrab dengan anak baru sang Ketua Kelas yang namanya Rivi ini....kalau lagi curhat soal cewek.....tampangnya lucu hihihi.....
Dulu aku sebangku bertiga dengan Cici dan Cik Santi di barisan paling depan. Sebenarnya bukan benar-benar sebangku bertiga sih, tapi bangku yang seharusnya cuma berjejer dua-dua kami rubah menjadi jejer tiga biar bisa duduk bertiga. Kebetulan yang dibangku belakang juga mendukung, jadi guru yang sempat protes akhirnya menyerah dan membiarkan ulah kami.
Persis di sebelah bangku kami bertiga, di barisan bangku cowok duduk Oni, Kurnia, Ivan, Budi Mulyawan....empat orang cowok yang bersih dari perilaku 'cabut' dan bolos. Dulu aku sering ngerumpi sama Oni dan Kurnia, dua cowok itu enak diajak ngobrol....apa lagi Oni, perilakunya yang baik dan manis membuatku merasa nyaman buat curhat. Bisa dibilang selama kelas tiga SMA Oni adalah teman cowok yang paling dekat denganku.
Meskipun duduk di barisan paling depan, aku, Cici dan Cik Santi lebih sering ngungsi ke bangku pojok paling belakang dekat jendela yang memang sering banget ditinggal penghuninya. Dari bangku pojok belakang ini lewat jendelanya yang terbuka terlihat view ke arah perpustakaan dan kelas tiga Sos dan tiga Bio....lumayan strategis buat ngecengin cowok-cowok Bio yang keren-keren hehe....
Letak geografis kelas 3A1 dari gerbang utama jalan lurus dulu lalu ketemu gang trus ke kiri....kalau jalan ke kelas ini harus rada sopan dikit karena dikhawatirkan sewaktu-waktu bisa ketemu guru di tengah perjalanan. Ya...karena letaknya persis bersebelahan dengan ruang guru, lokasi yang kurang strategis menurut anak-anak di kelasku yang suka ribut dan berisik.
Di kelas ini jarang ada anak kelas lain yang nongol....barangkali takut kepergok guru. Ruang gerak buat kabur dari jam pelajaran yang kami istilahkan 'cabut' pun sedikit terbatasi setelah kami pindah ke kelas ini. Tapi teman-temanku tidak kehabisan akal, di saat jam pelajaran berlangsung ada saja yang ijin ke Toilet tapi gak balik-balik lagi ke kelas....lama-lama guru jadi bingung, lho kok kelasnya makin lama makin sepi hihihi.....
Paling sering lagi saat guru lagi menerangkan pelajaran di depan kelas...masuk anak kelas lain yang minta ijin pada sang guru..."Bu/Pak...si A diminta menemui Pak B sekarang" Tanpa curiga sang guru mengijinkan si A keluar kelas menemui guru yang memanggilnya....padahal kami semua tahu itu cuma akal-akalan si A buat kabur dari jam pelajaran hahaha.....maaf ya Pak/Bu Guru...ampuni kebandelan teman-teman saya zaman dulu. Walaupun ada juga sih yang bener-bener dipanggil, tapi sepertinya lebih banyak panggilan palsu dari pada yang asli hihihi......
Dua tahun bersama teman-teman sekelas ini membuat saat harus berpisah jadi terasa berat. Terlalu banyak kenangan yang sudah kami ciptakan bersama. Sebagai acara perpisahan kami jalan-jalan ke Danau Atas - Dana Bawah di Sumatra Barat, itu kali pertama dan terakhir kami sekelas rekreasi bersama-sama. Seperti biasa acaranya berlangsung dengan riang dan gembira...walaupun di hati masing-masing kami semua tahu, kami akan berpisah satu sama lain......
Teman-teman semua...terima kasih atas tiga tahun yang indah bersama kalian. Walaupun mungkin tak akan pernah terulang, tapi aku bersyukur masih menyimpan wajah-wajah bahagia kalian......dan mudah-mudahan canda tawa kalian akan selalu teringat.
posted by Nelya
19 September 2012
Kisahku di SMA
Berbeda
dengan teman-temanku yang punya kenangan indah ketika di SMA, bagiku masa SMA
adalah masa yang paling berat dalam hidupku, dimana aku harus berjuang keras
demi kehidupanku nanti. Aku punya cita-cita tinggi, motto hidupku saat itu '
suatu saat aku harus bisa jadi orang kaya'. Terus terang mottoku ini mungkin
terkesan agak sedikit memaksakan diri, tapi memang begitulah kehidupanku saat
itu.
Ayahku meninggal dunia ketika aku duduk dikelas dua SMP. Sebelum musibah itu terjadi aku tidak terlalu memikirkan kehidupanku, karena bisa dikatakan saat itu aku mempunyai kehidupan yang sangat menyenangkan, punya orang tua yang bisa mencukupi semua kebutuhanku, punya banyak teman untuk happy- happy selalu, seringkali aku bolos les hanya karena ingin ngumpul sama teman se-geng ku..........
Aku sangat ingat sehari sebelum kepergian Ayahku, beliau menatapku tajam dan dalam, waktu itu aku lagi bermain dengan adikku ( Eko 4th, adikku satu satunya). Aku jadi berfikir panjang, apa maksud dari tatapan itu, sampai keesokan harinya waktu itu hari Jum'at saat Maghrib, Ayahku menghembuskan nafas terakhirnya. Waktu itu aku hanya tertegun diam, tidak tahu harus berbuat apa, tidak ada air mata yang keluar dari mataku, hanya tatapan beliau kepadaku yang masih terus teringat. Setelah aku naik kelas 3 SMP, aku baru mengerti apa maksud tatapan ayahku pada saat saat terakhir hidupnya, 'aku harus berjuang untuk hidupku dan aku harus bertanggung jawab untuk adikku'. Mulai saat itu aku mulai berkonsentrasi pada sekolahku.
Bicara tentang kisah cintaku, sebenarnya dari kelas satu SMP aku sudah ada rasa suka pada seseorang di kelasku, begitu juga ketika aku duduk di kelas satu SMA, aku juga punya rasa suka sama teman sekelasku. Tapi sayangnya dia tidak punya nyali untuk berhadapan denganku, yang akhirnya dia 'nembak'setelah minum beberapa..... Aromanya sangat jelas waktu itu, karena posisiku tepat didepannya, akhirnya aku urungkan niatku untuk punya pacar, biarlah..... Aku bisa kok ngejalanin semua ini sendiri,toh dia belum tentu jodohku.......
Ayahku meninggal dunia ketika aku duduk dikelas dua SMP. Sebelum musibah itu terjadi aku tidak terlalu memikirkan kehidupanku, karena bisa dikatakan saat itu aku mempunyai kehidupan yang sangat menyenangkan, punya orang tua yang bisa mencukupi semua kebutuhanku, punya banyak teman untuk happy- happy selalu, seringkali aku bolos les hanya karena ingin ngumpul sama teman se-geng ku..........
Aku sangat ingat sehari sebelum kepergian Ayahku, beliau menatapku tajam dan dalam, waktu itu aku lagi bermain dengan adikku ( Eko 4th, adikku satu satunya). Aku jadi berfikir panjang, apa maksud dari tatapan itu, sampai keesokan harinya waktu itu hari Jum'at saat Maghrib, Ayahku menghembuskan nafas terakhirnya. Waktu itu aku hanya tertegun diam, tidak tahu harus berbuat apa, tidak ada air mata yang keluar dari mataku, hanya tatapan beliau kepadaku yang masih terus teringat. Setelah aku naik kelas 3 SMP, aku baru mengerti apa maksud tatapan ayahku pada saat saat terakhir hidupnya, 'aku harus berjuang untuk hidupku dan aku harus bertanggung jawab untuk adikku'. Mulai saat itu aku mulai berkonsentrasi pada sekolahku.
Bicara tentang kisah cintaku, sebenarnya dari kelas satu SMP aku sudah ada rasa suka pada seseorang di kelasku, begitu juga ketika aku duduk di kelas satu SMA, aku juga punya rasa suka sama teman sekelasku. Tapi sayangnya dia tidak punya nyali untuk berhadapan denganku, yang akhirnya dia 'nembak'setelah minum beberapa..... Aromanya sangat jelas waktu itu, karena posisiku tepat didepannya, akhirnya aku urungkan niatku untuk punya pacar, biarlah..... Aku bisa kok ngejalanin semua ini sendiri,toh dia belum tentu jodohku.......
" Kisah ku di SMA "
Hari terus berganti........, aku menyadari klo sebenarnya keinginanku untuk punya kekasih hanyalah sekedar luapan emosi sesaat karena ada rasa iri terhadap orang disekitarku yang dengan mudahnya mendapatkan cowok (dalam hati aku berkata, apa sih kelebihan mereka sehingga aku jadi berbeda??)
Sampai pada saat itu ada celah yang terbuka antara aku dan Robb-ku, aku mulai menikmati sholatku, yang sebelumnya aku suka bolos bahkan terpaksa menjalankannya, aku membiasakan diri untuk bangun tengah malam untuk sujud pada-Nya,setelah itu aku belajar dan tidur kembali untuk bangun sebelum subuh.
Aku jadi menikmati hari-hariku, ke sekolah terasa menyenangkan sekali, apalagi aku jadi orang yg pertama kali buka pintu, menunggu dan menyapa teman-teman yang baru datang terasa menyenangkan sekali.
Jadwalku padat, sepulang sekolah aku mengerjakan semua tugasku di rumah setelah itu aku pergi latihan paskibra, pramuka dan les bahasa inggris, capek memang tapi aku sangat menikmatinya.
Sudah saatnya kenaikan kelas, aku memilih untuk begabung dikelas ilmu sosial, ternyata pilihanku menjadi kontradiktif dengan pilihan para guru, yang menurut mereka aku lebih cocok dikelas IPA. Sebenarnya aku sangat ingin jadi dokter, tapi aku sadar hal itu tidak mungkin dengan kondisi keuanganku saat itu, tapi kalau dilihat dari nilai IPA ku yang jauh di atas rata-rata dan di bandingkan dengan nilai sosialku yang hanya sedikit diatas rata-rata aku jadi berkali- kali di introgasi oleh para guru yang waktu itu sangat kecewa dengan pilihanku. Tapi tekatku sudah bulat,aku bergabung di kelas sos1, semester pertama aku jalani dengan sangat berat, aku sempat kewalahan karena banyak sekali hapalan, tapi Alhamdulillah ada beberapa mata pelajaran hitungan yang menyelamatkanku, peringkat kelasku TURUN aku jadi sedikit nervous tapi semua harus aku hadapi karena ini adalah pilihanku.
Setiap malam selesai ibadah,aku merenung mencoba memikirkan tentang hal yang harus aku lakukan untuk masa depanku, aku tidak mau terkurung di Kerinci selamanya (aku suka Kerinci,tapi aku tidak mau menjadikannya tempat tinggalku sampai hari tuaku, kalau untuk pulang sesekali aku sangat suka karena setelah tinggal di beberapa kota di Indonesia, hanya Kerinci yang ada di hati ku). Aku mulai bercita cita untuk tidak menetap di Kerinci, tidak bekerja di Kerinci apalagi menikah dengan orang Kerinci atau pun seseorang yang menetap di Kerinci.
Disela
aktifitasku yang padat aku menyempatkan untuk bikin usaha kecil-kecilan, aku
jual kerupuk pedas, sebagian kujual di sekolah dan sebagian aku titip di warung
dekat rumahku, penghasilanku lumayan, semuanya aku tabung di Bank. Waktu itu
aku seperti hidup sebagai gadis pemimpi, semua aku jalani dengangembira.
Ternyata
gaya hidupku membuat aku menjadi dijauhi teman sekelasku,bukan karena aku
sombong tapi menurutku mereka tidak tau tentang apa yang terjadi dalam hidupku.
Terasa pedih sekali ketika mendengar dan tahu kalau selama ini teman sekelasku
sangat membenciku, padahal bagiku adalah hal terindah karena mengenal mereka,
tapi aku yakin suatu saat Allah akan membukakan hati mereka untukku.
Naik
ke kelas 3, nilaiku sudah mulai meningkat, akhirnya aku bisa menyesuaikan diri
dengan pelajaran ilmu sosial, bahkan aku jadi sangat tertarik dengan mata
pelajaran akutansi, setiap tengah malam aku selalu berlatih cepat mengerjakannya,
Alhamdulillah aku berhasil mengerjakan neraca lajur dalam waktu 30 menit yang
mana rata-rata temanku mengerjakannya dalam waktu 2 jam atau lebih. Guru-guru
banyak yang menyemangatiku dan mereka banyak yang memperhatikan kemajuanku, begitu
juga teman sekelasku sekarang sudah sayang padaku karena sering aku kasih
contekan hi..hi...
Anehnya selesai bermasalah dengan teman sekelas kini aku dihadapkan dengan masalah yang lebih besar yang datang dari teman-teman kelas lain. Setiap kali ada rapat antara ketua kelas untuk pemilihan senat atau Dewan UKM (maaf aku lupa istilahnya), aku gak pernah diikut sertakan padahal aku kan ketua kelas, dan lucunya baru kemaren ini aku tahu lewat FB ketua UKM waktu di SMA. Memang aku adalah satu-satunya ketua kelas wanita saat itu,barangkali itulah yang membuatnya berbeda.........
Sampailah di penghujung masa SMA, waktu itu ada rapat semua pengurus kelas, ada seorang teman dari kelas Bio yang mengusulkan padaku untuk memakai uang koperasi untuk biaya perpisahan,karena suaranya kecil maka aku menjadi penyambung ide temanku itu, waktu itu semua setuju. Tapi aku dikejutkan dengan panggilan salah seorang guru,aku di introgasi di tuduh telah menjadi PROVOKATOR para siswa untuk menentang dewan koperasi yang waktu itu di pegang oleh beberapa orang guru, dalam hati aku berfikir “ Kok jadi sericuh ini? Bukankah siswa yang sudah tamat memang berhak untuk mengambil kembali uang koperasi mereka? Lalu kenapa sekarang aku jadi tertuduh? Bukanya ini keputusan bersama?”
Belakangan
aku tahu kalau ada beberapa ketua kelas lain yang menghadap para guru dan nota bene
menjadikanku sebagai siswa pemberi ide dan memprofokasi semua siswa untuk
menuntut pengembalian uang koperasi. Aku KECEWA bahkan tidak bisa aku terima
sama sekali dengan nalarku, “Kok ada cowok yang bisa ngomong begitu ya??”
Sampai sekarang aku masih menyimpan pertanyaan itu dan akhirnya bisa aku
tuangkan disini.
Tapi aku sangat berterima kasih dengan teman sekelasku yang selalu bersama-sama mendukungku, bahkan ikut mogok belajar karena tidak rela atas perlakuan dewan guru terhadapku.
Semua teman-temanku di 3 Sos1 baik-baik dan lucu-lucu, setiap hari ada saja tingkah mereka yg bikin aku ketawa, setiap hari terasa ceria dan menyenangkan, bahkan kalau mau disamain. ........kaya OVJ zaman sekarang, Barangkali kalau mereka ikut audisi pelawak. ....hmmm menurutku mereka bisa, ha..ha.......
Menjadi ketua kelas di 3 Sos1 sebenarnya gampang-gampang susah, susahnya......; kalau pagi di absen ada (hadir), tapi kalau dicari guru mereka pada gak ada, nah kalau gampangnya..... ; tinggal nyari di kantin.....pasti ada ha....ha....
Trus kalau setiap bulannya aku harus mikir panjang gimana cara mengurangin jumlah huruf a(alpha) di absen karena kasihan sama mereka....... ada beberapa orang yang suka nyogok aku (dibeliin bakso sama es campur) biar aku mau ngurangin jumlah alphanya, hmmmmm.....aku lupa waktu itu diterima apa ditolak ya?? (swear....aku benar benar gak ingat, bukannya untuk mengaburkan kalau aku punya bakat.....hi...hi..).
Ada
lagi yang suka ngasih aku kue (thanks Eka), hampir setiap hari Eka ngasih aku
dua kue, tapi kue itu gak aku makan melainkan aku bawa pulang untuk ku hadiahkan
buat adik kesayanganku yang waktu itu baru kelas dua SD. Ada kalanya aku nyicip
sedikit tapi aku lebih sayang adikku, jadi aku selalu hadiahkan kue-kue itu
untuknya.
Tanpa terasa sudah sampai di penghujung pendidikanku bersekolah di SMA Negeri 1 Sungai Penuh, di hari perpisahan aku sengaja terlambat datang karena waktu itu di toko lagi rame pembeli, jadi aku menyempatkan diri membantu Ibu dan kakakku di toko dan sekitar jam 10 pagi baru aku ke sekolah. Waktu itu seperti biasa aku selalu semangat untuk melangkahkan kakiku kesekolah. Sesampainya di sekolah ternyata acara sudah lama dimulai, aku berjalan memasuki gerbang, waktu itu aku langsung bertemu barisan guru yang sedang duduk mengikuti acara, aku minta permisi karena harus melewati mereka dulu untuk sampai ke posisi teman-temanku.
Saat
itu aku KAGET semua guru yang aku lewati menyalami dan mengucapkan 'selamat' Bulu
romaku jadi merinding ( bukan karena takut hantu ya....), aku jadi bertanya
dalam hati ' bukannya pengumuman kelulusan belum di umumkan??', Ketika sampai
di depan Pak Bungkarman, beliau memberitahuku kalau ternyata aku lulus dan
diterima menjadi siswa undangan di UGM untuk jurusan Ekonomi. Terus terang
waktu itu rasanya mau pingsan, lututku rasanya mau lepas, aku nggak tahan
menahan air mata, sambil menangis aku selesaikan menyalami semua guru dan
beberapa temanku.
Setelah
itu aku langsung pergi ke belakang ( ke samping labor kimia dekat mushola )
disana aku nangis sendirian. Sebenarnya aku senang karena bisa lulus dan di
terima di UGM, dan itu memang cita citaku semenjak dulu, tapi........... itu
tidak mungkin bagiku, bagaimana mungkin aku bisa kesana...........
Aku berusaha mengendalikan emosiku dan aku kembali bergabung dengan teman temanku untuk menyelesaikan acara perpisahan saat itu.
Aku berusaha mengendalikan emosiku dan aku kembali bergabung dengan teman temanku untuk menyelesaikan acara perpisahan saat itu.
Pulang
sekolah seperti biasa aku ke toko bantuin Ibu dan kakakku, aku gak tahu harus
ngomong apa, tapi akhirnya aku beranikan diri untuk ngasih tau perihal
kelulusanku. Ibuku hanya bisa mendengarkan tanpa bisa menjanjikan sesuatu untukku........
saat itu perasaanku sangat sedih sekali, karena aku ingin sekali menjadi orang
yg sukses dan memberikan sesuatu yg berharga untuk orang tuaku, dan menjadikan
adikku orang yg sukses dimasa depannya nanti.
Malam
hari aku tetap mekukan ibadah dengan lebih mendekatkan diriku dengan Allah, aku
berdoa meminta jalan keluar yg lebih baik, karena aku percaya Robb ku lebih tau
apa yang terbaik untukku.
Besoknya terpikir olehku untuk menjadi TKW, aku pikir setelah jadi TKW aku bisa mengumpulkan uang untuk biaya kuliah ku. Lalu aku pergi ke DEPNAKER untuk nyari tau gimana caranya supaya bisa jadi TKW, petugas disana nyaranin aku untuk ke lembaga yang sudah bekerjasama dengan Depnaker, aku langsung ke lembaga itu yang waktu itu lokasinya tidak begitu jauh dari rumahku. Di sana aku mendapat informasi kalau aku harus nyediain uang 500 ribu, alamak........aku bingung lagi, bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu??
Beberapa hari kemudian sampailah pada acara pengumuman kelulusan, seperti biasanya ada ceremony semprot-semprot tinta dan bikin tanda tangan dibaju sekolah. Kegiatan itu hanya aku nikmati dari jauh, aku berdiri di depan kelas 1D bersama beberapa orang teman yang tidak mau ikut corat-coret. Aku masih saja berpikir keras tentang langkah apa yang harus aku lakukan. Pernah juga terpikir olehku untuk meminjam uang sama orang kaya asal kampungku, tapi beliau menetap di Jakarta, bagaimana aku kesana?? Uang tabunganku kan nggak seberapa.
Saat
itu ada Medy didekatku, (Nelya, Medy dan aku adalah siswa yang lulus dan
diterima sebagai siswa undangan di UGM saat itu), aku coba nanya ke Medy berapa
minimal dia bawa uang untuk pergi ke Jogja, waktu itu medy bilang 'minimal 1
juta Mel, karena kita baru pertama dan banyak hal yang harus dipersiapkan',
HAH.......1 juta, dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak
itu..................Wah saat itu air mataku langsung ngucur, aku agak menjauh
dari teman-temanku biar gak ada yg liat aku nangis. Tapi ternyata Eka melihatku
dan langsung menghampiriku, “Mel kenapa nangis? Ada apa? Ayo cerita sama Eka”,
Begitulah Eka..... dia adalah teman yang penuh perhatian (thanks a lot, Ka). Karena
bagiku aku sudah gak bisa nahan lagi masalahku, akhirnya aku cerita semuanya
sama Eka, kalau aku gak mungkin ke Jogja karena tabunganku gak cukup.
Beberapa hari setelah itu ketika mau bikin cap jempol untuk NEM dan STTB bapak Kepala Sekolah menyampaikan satu lagi berita duka bagiku ' aku lulus dan diterima di UNAND sebagai siswa undangan', huh...... ini benar benar masalah besar bagiku, bagaimana mungkin aku bisa lulus untuk kedua pilihanku?? Seandainya saja aku nggak lulus disana semua ini tidak akan menjadi seberat ini. Pulang sekolah kuayunkan kakiku dengan langkah gontai, kakiku serasa tidak menyentuh tanah, hhhhhh....saat itu aku serasa putus asa, ada pertanyaan besar di diriku 'AKU HARUS BAGAIMANA?'
Kebetulan
Ibuku lagi dirumah, aku langsung nangis sama beliau, aku benar benar nggak tau
harus gimana lagi.
Keesokan harinya aku nggak ke sekolah, seperti biasanya aku ngurus adikku yang mau ke sekolah, kemudian aku masak kerupuk daganganku. Pas selesai masak waktu itu belum terlalu siang, Eka datang kerumahku nanyain kenapa aku tadi nggak ke sekolah, dia mengeluarkan amplop dan kertas yg berisi nama-nama, “Mel, Eka dan teman teman dan para guru berharap uang ini bisa membantu Imel untuk bisa melanjutkan kuliah”. Oh Eka......... aku saat itu benar benar nggak tau harus ngomong apa, aku benar-benar berterima kasih bahkan sampai sekarang kertas yang berisi nama-nama itu aku simpan untuk menjadi kenanganku sampai nanti, (sekali lagi thanks ya Ka).
Keesokan harinya aku nggak ke sekolah, seperti biasanya aku ngurus adikku yang mau ke sekolah, kemudian aku masak kerupuk daganganku. Pas selesai masak waktu itu belum terlalu siang, Eka datang kerumahku nanyain kenapa aku tadi nggak ke sekolah, dia mengeluarkan amplop dan kertas yg berisi nama-nama, “Mel, Eka dan teman teman dan para guru berharap uang ini bisa membantu Imel untuk bisa melanjutkan kuliah”. Oh Eka......... aku saat itu benar benar nggak tau harus ngomong apa, aku benar-benar berterima kasih bahkan sampai sekarang kertas yang berisi nama-nama itu aku simpan untuk menjadi kenanganku sampai nanti, (sekali lagi thanks ya Ka).
Aku ambil tabunganku, ditambahkan dengan uang sumbangan itu aku sudah pegang uang sekitar 400ribu, aku sangat senang, aku langsung sampaikan maksudku pada Ibuku bahwa sudah bulat tekatku untuk kuliah, tapi sepertinya aku ambil yang di Unand saja mengingat jumlah uang yang kupunya. Alhamdulillah salah satu kakak laki lakiku (Da Hen) terbuka hatinya, dia nambahin 200 ribu, dan dia janji mau bantu uang kuliahku, alhamdulillah.
Akhirnya pada waktunya, aku berangkat ke Padang waktu itu barengan sama teman SD ku yang mau ikut test UMPTN, kakakku ,ibuku dan adikku melepasku. Di dalam perjalanan aku berkhayal tentang sebuah mimpi besar yang ingin aku wujudkan. Semalaman aku nggak tidur, aku selalu melongokkan mataku keluar menatap bintang- bintang yang bersinar, sepertinya mereka tau apa yang aku pikirkan.
Alhamdulillah Bu Admin, akhirnya tulisan ini selesai juga, sebenarnya sejak lama ingin nulis tapi berat rasanya untuk mengingat kembali semua kejadian yang telah lalu
posted by Emilia Susanti
13 September 2012
"A Day Without Laughter Is A Day Wasted" - Charlie Chaplin.....
Laughing for no reason is not healthy……that why I need this group for laughing… (quote by Nelya Ervina)
Saya suka tertawa.....tertawa membuat saya merasa plong dan menjalani hari tanpa beban....Kalau ada diantara kalian yang pada masa lalu pernah berteman dekat dengan saya pasti tahu kalau cara saya tertawa bisa dibilang tidak ada kalem-kalemnya sama sekali. Sebagai anak perempuan yang kadang kala dituntut untuk kalem, saya cukup malu-maluin kalau tertawa hehehe.....
Tapi walaupun begitu bukan berarti selera humor saya rendah lho. Terbukti kadang saya bisa nonton film komedi dengan ekspresi cemberut. Ya...lelucon yang terlalu dipaksakan seringkali membuat saya tidak bisa tertawa, malah kadang membuat saya bosan dan jengkel.
Di masa lalu.... saya punya teman-teman SMA yang lucu-lucu. Setelah saya pikir-pikir mungkin itulah awalnya saya mulai suka tertawa. Teman-teman saya konyol semua, ada-ada saja tingkah polah mereka yang membuat saya tertawa. Berteman dengan mereka membuat saya merasa berada dalam rombongan lenong...tiada hari tanpa tawa.
Dimasa sekarang kesibukan pekerjaan kadang kala membuat saya tidak sempat untuk tertawa. Selain itu saya juga tidak suka tertawa apabila tidak ada hal lucu yang saya anggap pantas untuk ditertawakan. Karena seperti yang saya kutip diatas....tidak sehat bila tertawa tanpa alasan, padahal untuk menjadi tetap sehat saya harus tetap tertawa....jadi saya butuh grup ini sebagai alasan saya untuk tetap tertawa.
Seperti kata Charlie Chaplin " sebuah hari tanpa tawa adalah hari yang sia-sia".
Jadi teman-teman....terima kasih selama ini telah membuat saya tetap tertawa....
posted by Nelya
Subscribe to:
Posts (Atom)